Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kementerian perdagangan (Kemendag) menilai, gagasan untuk membuat harga patokan produksi (HPP) karet di tingkat petani merupakan ide menarik yang pantas untuk dipertimbangkan. Meski demikian, Kemendag mengaku tak mau gegabah mengambil keputusan tersebut.
Perlu diketahui, gagasan untuk membuat HPP karet di tingkat petani merupakan cara untuk melindungi harga karet di tingkat petani. HPP dipandang perlu saat harga karet dunia terus turun ke titik harga yang mengkhawatirkan.
Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, saat ini harga karet turun akibat turunnya permintaan karet, imbas dari krisis ekonomi yang melanda Eropa. "Industri otomotif menurunkan permintaan. Dan kami harus bersabar melakukan intervensi,” kata Bayu, Rabu (4/7).
Selain HPP, ada lagi cara untuk melindungi harga karet, yaitu kuota ekspor. Menurut Bayu, pemberlakuan kuota ekspor karet pernah dilakukan beberapa tahun oleh Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo).
Bayu mengaku tak bisa sembarangan membuat kuota ekspor karet. Ia mengaku akan membahasnya terlebih dahulu dengan asosiasi, yaitu dengan Gapkindo. "Kami bersama-sama menyelesaikannya, dan kami lihat kondisi ekonomi makro dahulu, kalau permintaan melemah, maka kami tentu tak kuat menahannya," terang Bayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News