Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Huawei, raksasa teknologi asal China terus merangsek ke pasar Indonesia dalam 23 tahun terakhir ini. Lewat Huawei Indonesia, perusahaan yang didirikan pada tahun 1987 oleh Ren Zhengfei saat ini masuk ke banyak lini bisnis di teknologi.
Jeffrey Wang, VP Management Transformation Huawei dalam temu media di Sumba, Sabtu (9/12) akhir pekan lalu menyebut, banyak orang mengenal Huawei sebagai produsen smartphone.
Namun “Bisnis Huawei sudah jauh dari itu. Kami adalah penyedia infrastruktur dan perangkat teknologi informasi untuk berbagai industri,” sebut Jeffry. Huawei, sudah hadir dan melayani teknologi di 170 negara lebih dengan lebih dari 200.000 pegawai.
Di Indonesia sebagai gambaran. Huawei berkomitmen melayani kebutuhan pasar untuk grup bisnisnya seperti di Carrier Network, Enterprise, Consumer, Cloud, hingga Digital Power.
Masuk di Indonesia sejak tahun 2000, saat ini, perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 2.300 karyawan. “Dari jumlah itu, lebih dari 90% adalah karyawan lokal,” tandas Jeffry.
Huawei memiliki sembilan kantor regional dan enam pusat logistik nasional. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan sekitar 250 suplier atau pemasok lokal serta bermitra pula dengan lebih dari 6000 sub kontraktor lokal.
“Setiap tahun, nilai pengadaan kami sudah menembus angka Rp 3 triliun di Indonesia,” sebutnya. Hitungan Huawei, dalam bisnisnya, perusahaan menciptakan lebih dari 20.000 lapangan kerja.
Dalam bisnis jaringan telekomunikasi, Huawei mengaku sudah membangun lebih dari 50% jaringan telekomunikasi. Perusahaan saat ini juga sudah melayani 95% populasi nasional.
Huawei juga tercatat menggarap pembangunan jaringan komunikasi untuk kereta cepat pertama di Asia Tenggara, yaitu Whoosh. Tak sendiri, dalam bisnis ini Huawei berkolaborasi dengan China Railway Communications and Signaling CRSC dan China Telecom.
"Whoosh adalah kesuksesan besar, dan kami sangat bangga menjadi bagian dari ini," kata James Sun, Vice President Huawei Indonesia dalam Huawei Media Camp 2023 di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12).
Dalam acara itu, Huawei mengaku telah membangun kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan - pemerintah, industri, dunia pendidikan, dan media, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.
Selama setahun terakhir, Huawei Indonesia juga menjalin kerja sama dengan stakeholder pemerintahan, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), serta Kantor Staf Presiden, guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi talent digital menyongsong era digital 5.0 serta mengantisipasi potensi ancaman serangan siber.
Bersama Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Telkomsel, Huawei berkolaborasi membangun jaringan 5G di Solo Technopark.
Dari sisi bisnis, Huawei lewat Huawei Cloud mengklaimmenjadi solusi bagi berbagai sektor industri, seperti industri media, jasa keuangan, energi, pendidikan, layanan kesehatan hingga telekomunikasi. Huawei Cloud yang terintegrasi dengan data center diklaim mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional suatu organisasi.
Huawei juga terus memperluas jangkauan konektivitas hingga ke daerah terpencil untuk kesetaraan digital, serta proses peningkatan kapasitas dan wawasan digital SDM Indonesia.
Lewat komitmen 'I Do', Huawei menargetkan mampu melahirnya 100.000 orang Indonesia yang tanggap digital melalui sejumlah pelatihan dan sertifikasi hingga tahun 2025.
Saat ini, Huawei melatih lebih dari 93.000 orang. "Kami optimistis dapat menjangkau 100 ribu talenta digital satu tahun lebih cepat dari target," ungkap Guo Hailong, CEO Huawei Indonesia.
Untuk membantu menekan dampak perubahan iklim, Huawei juga mengaku terus berusaha mengurangi jejak karbon pada operasi internal maupun mitra bisnisnya. Secara global, solusi TIK terintegrasi Huawei diklaim berkontribusi pada penghematan daya listrik hingga 400 juta kWh dan memangkas emisi karbon sekitar 140 ribu ton.
Adapun bisnis Huawei Digital Power membantu para mitra menghasilkan 695,1 miliar kWh energi bersih dan menghemat pemakaian listrik sebesar 19,5 miliar kWh. Komitmen ini telah berimbas positif terhadap penurunan emisi karbon hingga 340 juta ton, setara dengan menanam 470 juta pohon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News