Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Perusahaan jasa pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk sudah meramal proyeksi pendapatan 2015. Tak sekadar persentase target pertumbuhan kinerja, Humpuss menakar bisa mengantongi pendapatan US$ 100,15 juta tahun depan.
Jika target pendapatan tahun depan itu tembus, Humpuss optimistis mengantongi laba US$ 4,46 juta. Target laba itu lebih besar 28,90% dari target laba tahun 2014 yang sebesar US$ 3,46 juta.
Perusahaan yang tercatat dengan kode HITS di Bursa Efek Indonesia itu juga cukup rinci memproyeksikan kontribusi pendapatannya. "Kami memperkirakan tahun depan angkutan gas alam cair (LNG) bisa menyumbang 60%, angkutan kimia plus offshore 20%. Lalu angkutan curah atau semen sekitar 10%," ungkap Theo Lekatompessy, Direktur Utama Humpuss Transportasi, kemarin (14/11).
Namun, aneka proyeksi itu bisa saja hanya menguap menjadi sekadar mimpi belaka jika tak dibarengi langkah konkrit. Oleh karena itu Humpuss membekali diri dengan belanja modal. Perusahaan itu mengalokasikan biaya ekspansi tahun depan sebesar US$ 315 juta.
Beberapa perincian penggunaan belanja modal itu, pertama, US$ 205 juta untuk membiayai akuisisi terhadap tiga proyek yang sudah didekap saat ini. Targetnya, proses akuisisi bisa rampung dalam tiga hingga enam bulan ke depan.
Kedua, US$ 65 juta untuk mendanai dua proyek di lini bisnis offshore atau lepas pantai yang tertunda tahun lalu. Perusahaan itu akan memakai dana itu untuk belanja satu kapal anchor handling tug suply (AHTS) dan satu kapal accomodation work barge (AWB). "Dalam bisnis perkapalan, ketika kami mengantongi kontrak pekerjaan maka perusahaan diharuskan membeli kapal baru," terang Theo.
Ketiga, menggunakan dana US$ 15 juta untuk menggarap satu proyek yang memanfaatkan kapal jenis bulk.
Manajemen Humpuss belum bisa membeberkan detail aneka proyek yang akan digarap itu. Theo hanya bilang, jika nilai kontrak proyek tahun depan bernilai ratusan juta dollar Amerika Serikat dan periode kontrak kerjasama di atas 10 tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan belanja modal itu, Humpuss akan mengandalkan pinjaman perbankan 80% dan dan internal dengan porsi 20%. Dana internal yang perusahaan itu maksud sejatinya juga mengandalkan pihak ketiga. Humpuss berencana menjalin kongsi dengan mitra bisnis asal Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.
Divestasi batubara
Sementara itu di sisa tahun ini, Humpuss menargetkan merampungkan divestasi kepemilikan sahamnya di PT Humpuss Transportasi Curah. Perusahaan itu tak mau lagi menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan yang mengelola lini bisnis angkutan curah itu. Alasannya, performa utilisasi kapal pengangkut batubara yang dioperasikan melalui Humpuss Transportasi Curah hanya mencapai angka 60%.
Perusahaan itu menyadari, musabab tingkat utilisasi yang rendah karena tren penurunan harga batubara dunia menyusut dan larangan mengekspor bahan mentah. "Hal itu mempengaruhi margin kami,” ungkap Budi Haryono, Direktur Keuangan Humpuss Transportasi.
Tak cuma dari pencapaian proyek pengangkutan curah yang menyusut, Budi bilang jumlah kapal tongkang pengangkut batubara Humpuss Transportasi Curah juga banyak yang tak produktif. Dari 18 kapal, cuma enam kapal yang masuk kategori muda.
Pasca divestasi, Humpuss akan mengalihkan bisnis pengangkutan curah ke pengangkutan barang jadi seperti semen dan gipsum. Lantas, pengangkutan batubara hanya akan dipertahankan di kisaran separuh dari volume sebelumnya.
Perusahaan itu menargetkan mengantongi dana segar hasil divestasi sekitar US$ 150 juta. Humpuss akan memakai dana itu untuk membeli kapal curah baru pada tahun 2015 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News