Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) menunda pembelian kapal baru tahun ini akibat permintaan minyak yang menurun di masa pandemi COVID-19.
Komisaris HITS, Theo Lekatompessy menuturkan kapal-kapal yang akan ditambahkan tersebut, rencananya digunakan untuk pengangkutan bahan kimia seperti mentanol dan minyak.
"Tetapi karena pandemi dan PSBB, dimana transportasi seperti kapal, pesawat, hingga gedung perkantoran tidak beroperasi maka penggunaan BBM ikut menurun sehingga berpengaruh pula pada permintaan minyak di pasar. Jadi kami mengurangi resiko pengeluaran biaya dengan menunda pembelian kapal baru," jelasnya kepada Kontan, Selasa (3/11).
Sebelumnya, HITS berencana menambah tujuh unit kapal di 2020. Satu unit di LNG Tanker, dua unit di kapal Chemical Tanker, dan empat unit offshore support vessels. Dengan rincian floating storage regasification unit (FSRU) sekitar US$ 50 juta, Chemical Tanker US$ 10 Juta, dan offshore support vessels US$ 1,5 Juta.
Tak hanya itu, pihaknya juga mencatat Pertamina Persero, sebagai salah satu dari pihak ketiga yang menyewa kapal HITS, mengalami penurunan permintaan minyak sekitar 15% sampai 20% selama COVID-19.
Dengan demikian, pihaknya memilih menunda menambahkan kapal dan fokus menyelesaikan kontrak yang telah ada. Theo berkata, saat ini kontrak yang dikerjakan mayoritas berjangka menengah dan panjang, mulai dari periode 3 sampai 5 tahun, hingga 7 sampai 25 tahun.
Baca Juga: Humpuss Intermoda (HITS) estimasi proyek FSRU Jawa 1 baru akan raih cuan tahun depan
Melansir laporan keuangan HITS periode semester I 2020, pihak ketiga yang bekerjasama dengan HITS di antaranya adalah Pertamina Persero yang menyumbang pendapatan US$19,82 juta, PT Indonesia Power sebesar US$2,70juta, PT Pelindo Energi Logistik sebesar US$5,46 juta. Pendapatan yang dikantongi dari pihak ketiga ini sebesar US$36,55 juta menurun tipis dari perolehan tahun lalu di angka US$36,84 juta.
Theo berkata, total nilai kontrak yang digenggam per tahun berada di kisaran US$ 85juta sampai US$90 juta. "Jadi belum ada kontrak baru lagi dan tidak ada pengurangan juga. Strategi kami sampai akhir tahun ini tidak ada ekspansi, kami memastikan diri selamat dulu, lalu berlari lagi tahun depan," sambungnya.
Ia menambahkan, alokasi capex yang awalnya digunakan untuk pembelian kapal sebesar US$66,95 juta, dialihkan untuk memperkuat modal kerja. Selain itu, menunda pembelian kapal, HITS juga berusaha menjaga agar pendapatan tidak menurun sampai akhir 2020.
"Kalau laba diproyeksikan bakal menurun dampak dari selisih kurs dollar dan kejatuhan rupiah, mungkin saja bisa 2 kali lipat turunnya. Kalau pendapatan, bisa tetap atau setidaknya dijaga agar tidak menurun 10%. Sementara untuk investasi masih belum ada, kami menjaga cashflow likuid dan agar tidak kehabisan darah," imbuhnya.
Sepanjang semester I 2020, pendapatan HITS berada di angka US$43,09 juta, sedangkan pada periode sebelumnya di angka US$43,05juta. Pendapatan dari lini jasa sewa kapal menyumbang porsi mayoritas sebesar US$41,84 juta. Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar US$ 8,18 juta, meningkat 26,55% dari US$6,44 juta.
Selanjutnya: Wow, Kapal FSRU untuk PLTGU Jawa-1 siap berlabuh di Cilamaya pada Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News