Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri
SEOUL. Hyundai Motor Company tak berencana membangun pabrik mobil di Indonesia. Produsen mobil terbesar asal Korea Selatan ini menyatakan, sama sekali tak berminat mendirikan pabrik mobilnya di Nusantara.
Hasil riset dari IHS Automotive menyebutkan, Hyundai berpotensi kehilangan pasar di Asia Tenggara jika mengabaikan potensi pasar mobil di Indonesia. Kondisi itu dinilai bisa menyulitkan Hyundai, apalagi kondisi penjualan mobil di AS berpotensi melambat.
Begitu juga dengan pasar mobil di China, Hyundai mesti berebutan pasar dengan kompetisi ketat dengan produsen mobil lainnya. Sementara itu di Indonesia, Hyundai masih bisa meraup pasar mobil karena memiliki permintaan mobilnya dua kali permintaan mobil di Jepang.
Bahkan, Indonesia diramalkan akan mencatat pertumbuhan penjualan mobil dua kali lebih cepat dibandingkan dengan China selama tujuh tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang stabil membuat permintaan mobil di Indonesia terus meningkat.
"Hyundai akan kehilangan tidak hanya Indonesia, tetapi semua Asia Tenggara," kata Kim Pil Soo, profesor otomotif di Daelim College di Korea Selatan yang juga menjadi penasehat pemerintah.
Menurut Kim, selain tidak memiliki pabrik di Indonesia, Hyundai kalah bersaing di Indonesia karena Hyundai kurang banyak dalam menawarkan produk yang menarik bagi pasar Indonesia.
Berbeda dengan Hyundai, Toyota Motor Company berani menginvestasikan US$ 1,3 miliar untuk membangun pabrik mobil guna mendapatkan pasar dari 250 juta penduduk Indonesia, hampir 40% populasi Asia Tenggara.
Sementara itu, pihak Hyundai mengaku, pihaknya saat ini memiliki perkembangan penjualan mobil cukup pesat di seluruh dunia. Kondisi ini yang membuat perusahaan memilih memasarkan mobil di pasar prioritas mereka.
Untuk Asia Tenggara, Hyundai menyatakan; "kami tidak memiliki rencana membangun lebih banyak pabrik di wilayah manapun di Asia Tenggara," jelas pernyataan Hyundai. Selain Hyundai, Kia Motors Corp (000.270), yang 34% sahamnya dimiliki juga mengatakan hal serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News