Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Ketua Umum IAMSA Richard Budihadianto meminta pemerintah bisa berperan aktif melobi pabrikan pesawat seperti Boeing dan Airbus untuk mau membuka tokonya di sentra perawatan pesawat di Indonesia (aviation park) tersebut.
"Indonesia harus bisa mengundang pabrikan original equipment manufacture (OEM) untuk membuka warehouse, gudang atau bengkelnya di kawasan tersebut. Sehingga perawatan pesawat di Indonesia bisa dilakukan dengan cepat dan murah," ujarnya.
Menurut Richard, saat ini OEM lebih banyak membuka cabangnya di Singapura. Karena pemerintah sana banyak menyediakan insentif dan fasilitas berusaha bagi pabrikan tersebut.
"Saat ini harusnya ceritanya lain. Karena justru pasar penumpang dan maskapai Indonesia yang tumbuh. Harusnya Indonesia bisa minta mereka buka bengkel di Indonesia, sehingga maskapai kita bisa mudah mendapatkan perawatan. Tetapi untuk mewujudkan aviation park ini butuh otoritas pemerintah," jelasnya.
Menurut Richard tahun ini ada 300 unit pesawat dari berbagai maskapai yang beroperasi di Indonesia. Pada 2014 jumlahnya diperkirakan lebih dari 700 unit.
"Pasar ini kalau tidak diambil bengkel dalam negeri bisa lari ke negara-negara tetangga," jelasnya.
Tahun lalu, pasar perawatan di Indonesia sebesar US$ 750 juta namun yang bisa diserap bengkel lokal hanya 30% karena keterbatasan kapasitas, infrastruktur dan sumber daya manusia. Pada 2014 nanti IAMSA menargetkan seluruh anggotanya bisa menyerap pasar maintenance, repair dan overhaul (MRO) sampai US$ 1,2 miliar atau 60% dari total perkiraan belanja perawatan pesawat US$ 2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News