kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IKAPPI: Pemerintah gagal turunkan harga pangan


Senin, 21 November 2016 / 18:04 WIB
IKAPPI: Pemerintah gagal turunkan harga pangan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah terbukti gagal mendorong penurunan harga komoditas pangan di pasaran dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu terlihat masih tingginya harga daging sapi, bawang merah, dan cabai merah di pasaran. 

Berdasarkan pantauan KONTAN di Pasar Ciputat, Banten dan Pasar Baru Depok, Jawa Barat harga pangan masih relatif tinggi. Di kedua pasar ini rata-rata harga daging sapi segar antara Rp 116.000-Rp 125.000 per kilogram (kg).

Sementara itu harga bawang merah sudah bergerak di kisaran Rp 58.000 per kg dan cabai merah stabil di kisaran Rp 70.000 per kg. Kenaikan harga bawang dan cabai yang terjadi belakangan ini belum juga mampu ditekan pemerintah kendati sudah lebih dari satu bulan terjadi.

Harga beras pun merangkak naik. Billy Harianto pedangan beras Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur mengaku, saat ini harga beras dipasaran sudah mulai merangkak naik mulai dari Rp 8.000-Rp 10.000 per kg. "Hari ini naik sekitar Rp 100-Rp 200 per Kg," katanya pada KONTAN, Senin (21/11).

Kenaikan harga ini diprediksikan akan terus terjadi sampai akhir tahun hingga di atas Rp 500 per kg. Billy mengaku ini merupakan siklus rutin yang terjadi tiap tahun.

Selain itu, curah hujan tinggi membuat petani kesulitan menjemur dan banyak padi yang terendam. Bila pemerintah menginginkan harga stabil, Billy bilang Bulog diharapkan menggelontorkan beras ke pasar sehingga stok melimpah dan harga bisa kembali turun.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, saat ini harga ketiga komoditas pangan tersebut belum bisa dikendalikan pemerintah. "Proyek Kementerian Pertanian (Kemtan) yakni Toko Tani Indonesia (TTI) yang sudah dirintis sejak bulan Juni lalu gagal," ujarnya, Senin (21/11). 

TTI ini saat ini sudah tidak beroperasi dan hanya beroperasi sebentar saat menyambut Lebaran tahun ini.  Menurutnya, gagalnya TTI disebabkan Kemtan tidak bisa memosisikan menjadi pedagang.  Apalagi TTI ini didirikan jauh dari pasar sehingga tidak ada konsumen yang datang berbelanja ke sana, apalagi produk yang dijual juga terbatas.

Harga daging ayam turun

Sedangkan untuk harga daging ayam menurut Sigit Prabowo, Ketua Perhimpunan Peternak Unggas, hari ini harga ayam turun sekitar Rp 1.000 per ekor. Pasalnya, harga ditingkat kandang peternak wilayah Jabotabek hanya sekitar Rp 16.000 per ekor. 

Rendahnya harga ini disebabkan karena adanya kelebihan pasokan ayam potong (life bird) sehingga harga terus tertekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×