Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IKEA sebagai perusahaan perabot asal Swedia yang juga memiliki bisnis kuliner melalui IKEA Food, berkomitmen untuk mengurangi limbah makanan melalui inisiatif Food is Precious.
IKEA melihat permasalahan sampah makanan sudah menjadi isu global yang patut diperhatikan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya Indonesia.
Menurut Economist Intelligence Unit tahun 2018, Indonesia merupakan negara penghasil limbah makanan terbesar kedua di dunia. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia, khususnya pelaku bisnis kuliner mencari solusi untuk dapat mengatasi masalah ini.
IKEA Food sendiri mengklaim sudah berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan. Pencapaian tersebut berhasil diraih melalui penggunaan alat timbang pintar, Waste Watcher dari tahun 2019 hingga 2020.
IKEA Food Commercial Manager, Ririh Dibyono mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penerapan program Food is Precious di dalam operasionalnya.
"Hal ini menjadi salah satu perwujudan komitmen IKEA Indonesia dalam menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang," jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin(26/10).
Ia berkata, IKEA percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Oleh karena itu, IKEA berupaya untuk mengurangi limbah makanan berskala industri dengan menggunakan hirarki pengelolaan sampah sebagai pedoman.
Di dalam hirarki pengelolaan limbah tersebut, IKEA fokus pada upaya pencegahan dan daur ulang. Ririh memaparkan, jika pencegahan merupakan tatanan hirarki pengelolaan limbah paling pertama, di mana IKEA berupaya untuk mengurangi limbah makanan dari sumbernya.
Baca Juga: IKEA Meluncurkan Skema Pembelian Kembali untuk Produk Furnitur
"Bagaimana bisa kita mengurangi sampah sebelum diolah? Justru sebaliknya, pengurangan limbah makanan harus dimulai dari dapur. IKEA menerapkan pendekatan Track, Monitor dan Reduce setiap harinya. Optimalisasi operasional dapur dilakukan demi terhindar dari bahan makanan yang tidak terpakai dan berakhir dibuang," sambung dia.
Selain itu, IKEA juga menggunakan Waste Watcher, sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. Setiap coworker IKEA menggunakan timbangan tersebut untuk mengidentifikasi alasan dan melaporkan setiap makanan yang tersisa. Selanjutnya, IKEA akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut.
Selain itu, IKEA Food bersama Waste4Change juga secara aktif mengelola limbah makanan yang dihasilkan dari dapur dengan mengolah kembali menjadi sumber energi lain seperti kompos dan pengembang biak larva lalat Black Soldier Flies (BSF), yang berfungsi untuk mengurangi limbah organik.
Setelah berhasil menerapkan pengelolaan limbah makanan di internal, IKEA Indonesia juga ingin mengajak pelanggan untuk turut serta melakukan hal serupa melalui edukasi isu food waste di Indonesia kepada pelanggan. IKEA percaya bahwa kesadaran akan pentingnya isu food waste dapat dimulai sejak dini.
Oleh karena itu, IKEA Indonesia bersama dengan Kedutaan Swedia di Indonesia dan Greeneration Foundation akan meluncurkan buku anak-anak tentang limbah makanan di tahun 2021. Melalui kegiatan ini, IKEA mengajak orang tua dan guru untuk mengajarkan anak-anak tentang siklus makanan dan cara memanfaatkan makanan menjadi kompos.
Melalui upaya-upaya tersebut, IKEA Indonesia telah berhasil mengurangi rata-rata limbah pangan yang dihasilkan dari operasional menjadi 0,5% dari sebelumnya 1,5% dari total penjualan. Berat limbah makanan IKEA juga berkurang 41% atau setara dengan 26 ton emisi karbon dioksida yang berhasil dihindari.
“Menjaga lingkungan dengan mengurangi limbah makanan sudah menjadi tanggung jawab IKEA yang juga memiliki bisnis kuliner. Kami percaya bahwa semua individu maupun organisasi yang bergerak dalam rantai pasokan makanan (food chain) memiliki peran penting untuk mengurangi limbah pangan. Oleh karena itu, dengan program Food is Precious ini kami yakin IKEA dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah pangan dan juga menginspirasi pelanggan kami untuk melakukan hal yang sama,” tutup dia.
Selanjutnya: IKEA siap tambah dua gerai di Bandung dan Jakarta pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News