kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ikhtiar Eterindo Wahanatama (ETWA) perbaiki rugi bersih di tahun depan


Kamis, 28 November 2019 / 16:02 WIB
Ikhtiar Eterindo Wahanatama (ETWA) perbaiki rugi bersih di tahun depan
RUPST PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), Kamis (28/11).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten sawit PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) terus mencari cara untuk memperbaiki rugi bersih yang tercatat sejak 2014. Salah satu ikhtiar mengangkat kembali kinerja perusahaan adalah dengan ekspor biodiesel di 2020.

Presiden Direktur Eterindo Wahanatama, Lie Kiong menjelaskan Eterindo memilih untuk melakukan ekspor di 2020 karena perusahaan tidak ikut dalam program B30 pemerintah.

Baca Juga: Eterindo Wahanatama masih rahasiakan dua calon investor barunya 

"Eterindo tidak mendapatkan jatah untuk mengisi kebutuhan 9,6 juta ton biodiesel tersebut. Oleh kerenanya, induk usaha perusahaan yakni PT Anugerahinti Gemanusa (AG) memiliki peluang untuk mengeskpor biodiesel ke China dan negara lainnya," jelasnya saat paparan publik di Jakarta, Kamis (28/11).

Lie menjelaskan perusahaan memiliki kapasitas pabrik biodiesel sebesar 140.000 Metrik Ton (MT) per tahun. Nah, di 2020 mendatang perusahaan berkode saham ETWA ini telah menargetkan ekspor biodiesel sebanyak 120.000 MT per tahun atau 10.000 MT per bulan.

Direktur Keuangan Eterindo Wahanatama Azwar Alinudin menjelaskan keputusan Eterindo untuk ekspor karena pertimbangan harga jual dan margin yang lebih tinggi.

"Eterindo mengantongi sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) di mana sertifikat tersebut membuat nilai jual perusahaan menjadi lebih besar," jelasnya. Selain itu, harga jual produk Eterindo tinggi disebabkan tidak adanya fasilitas hulu yang menunjang produksi perusahaan.

Baca Juga: Eterindo cari dana untuk mengangkat produksi 

Selain melakukan ekspor, Eterindo juga sudah memikirkan dua opsi lain yang melibatkan pihak eksternal. Azwar menganalogikan Eterindo sebagai pasien diabetes, di mana opsi yang ditawarkan adalah amputasi atau diberi uang untuk pengobatan intensif.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×