Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Salah satu maskapai asal Indonesia PT Sriwijaya Air Group mengikuti program pengampunan pajak atau tax amnesty. Pelaporan harta perusahaan milik Chanda Lie ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Pusat.
Pemilik Sriwijaya Air group, Chandra Lie mengatakan, hal ini untuk mendukung rencana perusahaan melakukan initial public offering (IPO). Dengan melakukan program pemerintah ini, diharapkan dapat memuluskan aksinya melantai di PT bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saya juga meminta dukungan bahwa uang yang masuk ke Indonesia (di program tax amnesty) untuk membeli saham Sriwijaya Air Group saat IPO nanti,” ujar Chandra saat di temui KPP Madya Jakarta pusat, Selasa (27/9).
Untuk saat ini, persiapan IPO yang dilakukan sudah mencapai 70%. Namun untuk besaran saham yang akan dilepas ke publik masih dalam pembicaraan internal perusahaan. ”Jika tuhan menghendaki tentunya rencana melantai di bursa bulan Maret ini (tahun depan) bisa terlaksana,” imbuhnya.
Tujuan IPO adalah untuk ekspansi perusahaan. Dengan bertambahnya modal perusahaan, Sriwijaya Air berencana akan menambah armada pesawat baru dengan jenis pesawat 357-300 AR untuk melayani rute penerbangan jauh.
“Kita dan sudah komunikasi dengan pihak pembuat pesawat untuk mendatangkan 347-300 AR untuk melayani rute panjang, sepeti ke China, dan negara2 ASEAN lainnya. Tujuan utama lainnya untuk menerbangkan jamaah umroh dan haji,” paparnya.
Untuk armada pesawat anyarnya, diperkirakan pada akhir tahun ini akan landing di perusahaan. Sementara dua pesawat lainnya akan datangkan pada tahun 2017, hal Ini untuk mendukung operasional dari Sriwijaya Air Grup.
Terkait pengampunan pajak, kendati harta yang dilaporkan sangat rahasia, Chandra Lie hanya memberi keterangan harta milik perusahaan yang ada di luar negeri dilaporkan sebagai dana repatriasi. “Kita sriwijaya air group ini 99% yang diharapkan pemerintah, kita pulangkan ke Indonesia. Sriwijaya Air Group ini mengikuti 99% sementara 1%nya untuk administrasi yang ada di luar negeri itu,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News