Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Kampanye yang sarat akan kepentingan seperti yang dilakukan Greenpeace harus direspon sesegera mungkin melalui 'kampanye putih'. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng Malaysia, negara penghasil kelapa sawit yang juga menjadi sasaran kampanye hitam. Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Muhammad, Rabu (26/5).
“Kita membentuk Indonesia-Malaysia Palm Oil Group (IMPOG) yang terdiri dari para pelaku usaha kelapa sawit Indonesia dan Malaysia, kita menyusun program dan kerja sama bidang research and development, komunikasi, strategi, dan sustainabality” kata Fadhil.
Nah, mulai bulan Juni 2010, pihaknya dan pengusaha Malaysia akan tour ke sejumlah negara yaitu ke Roma, Helsinki, dan AS. Tujuannya, untuk memberkan penjelasan atau gambaran terkait usaha kelapa sawit yang dikembangkan Indonesia maupun Malaysia.
Selama kampanye putih tersebut, IMPOG bakal membeberkan ke forum internasional bahwa moratorium atau penghentian sementara usaha sawit seperti yang diminta lembaga pemerhati lingkungan internasional Greenpeace tidak mungkin dapat dilakukan.
Menurut Fadhil, tidak ada satu negara pun yang bakal menghentikan usaha sawitnya. Soalnya, usaha ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi penciptaan nilai tambah, kesempatan kerja dan menggerakkan sektor ekonomi. Apalagi, tak kurang dari 3 juta tenaga kerja menggantungkan hidupnya pada lahan ini; sekaligus menyumbangkan devisa darik hasil ekspor sebesar miliaran dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News