kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Impor Gandum Meningkat, Mamin Mendominasi, Bahan Pakan Ternak Sebagian Kecil


Jumat, 04 April 2025 / 22:48 WIB
Impor Gandum Meningkat, Mamin Mendominasi, Bahan Pakan Ternak Sebagian Kecil
ILUSTRASI. Sejak pemerintah melarang impor jagung yang diberlakukan khusus untuk kebutuhan pakan ternak pada 2016 silam, jumlah impor gandum tercatat mengalami lonjakan.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejak pemerintah melarang impor jagung yang diberlakukan khusus untuk kebutuhan pakan ternak pada 2016 silam, jumlah impor gandum tercatat mengalami lonjakan. Maklum, gandum juga dijadikan bahan baku pakan ternak.

Mengutip data laporan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), total impor gandum pada tahun 2015 sebelum pelarangan impor jagung mencapai 7,4 juta ton. Jumlah impor jagung dengan impor gandum saat itu tercatat hampir sama.

Sedangkan setelah larangan impor jagung diberlakukan yakni pada tahun 2016, impor gandum naik signifikan.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Impor Gandum Tembus 9,45 Juta Ton Hingga September 2024

Tahun 2016, tercatat Indonesia melakukan impor gandum sebanyak 10,5 juta ton dan terus meningkat. Hingga terakhir pada tahun 2024, impor gandum tercatat 12,1 juta ton.

Peningkatan impor gandum ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan baku industri terigu dan penggunaan gandum oleh industri pakan ternak. Impor gandum untuk pakan semakin marak pada saat harga jagung relatif mahal dan/atau terdapat hambatan impor jagung.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies mengatakan, peruntukan impor gandum saat ini masih didominasi untuk produksi makanan dan minuman (mamin).

“Jadi kalau impor gandum itu 80% untuk food, 20% by product itu untuk pakan ternak. Dari dulu trennya begitu,” terang Ratna kepada Kontan, Jumat (4/4).

Ratna mengatakan peruntukan impor gandum yang masih mendominasi sektor makanan dan minuman ini sebab masih dibutuhkan pasar, atau untuk memenuhi permintaan pasar.

Dari data yang ia tunjukkan, penggunaan gandum untuk terigu (pangan) pada tahun 2024 mencapai 9,5 juta ton. “Sisanya sebagian sebagai buffer stok, dan yang lain untuk penggunaan pakan ternak sepertinya,” tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Gandum Buat Pakan Ternak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×