Reporter: Evilin Falanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Volume impor jeruk mandarin dari China menurun pada bulan April 2011. Tidak tanggung-tanggung, Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor jeruk itu hanya sebesar 16,7 juta, turun 47,8% dibandingkan realisasi Maret 2011 US$ 32 juta. Penurunan tersebut karena buah itu sudah melewati masa panen.
Penurunan itu juga berimbas berkurangnya volume impor buah-buahan China. Wajar saja, selama ini jeruk mandarin selalu mendominasi buah-buahan China. Tercatat, volume impor buah-buahan China periode Januari-April 2011 hanya US$ 88,4 juta, lebih kecil dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 102,1 juta.
Hasan Widjaja, Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI) bilang, jeruk mandarin memang sudah melewati masa panen. "Paling akan naik lagi pada bulan Desember dan Januari nanti," kata Hasan, Senin (20/6).
Namun, hal ini merupakan potensi bisnis yang bagus bagi petani jeruk lokal. Menurutnya, petani jeruk lokal harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mendongkrak penjualan.
Menurutnya, jeruk mandarin memiliki keunggulan dalam bentuk dan warna. Hal itulah yang disukai konsumen. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa memberikan penyuluhan agar petani bisa menghasilkan produk yang menarik sehingga disukai konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News