Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah melakukan impor gas alam cair atawa LPG perdana dari Ruwais, Uni Emirat Arab. Beda dengan impor sebelumnya yang memakai kapal asing, LPG ini diangkut sendiri menggunakan kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas 2.
Impor ini memakai pola pembelian Free On Board (FOB) sehingga bisa hemat biaya pembelian LPG hingga Rp 277 miliar atau US$ 23 juta dalam setahun.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, penghematan ini dilakukan di tengah lesunya bisnis minyak dan gas akibat penurunan harga minyak mentah di pasar dunia. Nah, skema baru bisa menghemat ongkos angkut dan sekaligus mengoptimalkan kapal-kapal milik Pertamina.
"Potensi penghematan dengan perubahan pola ini mencapai Rp 277 miliar atau US$ 23 juta setahun," kata Bambang saat melepas VLGC Pertamina Gas 2 di Tanjung Priok, Sabtu (7/2).
Bila tak ada aral melintang, VLGC Pertamina Gas 2 akan tiba di Ruwais 24 Februari–25 Februari 2015 untuk mengangkut ±22.000 metrik ton (MT) Propane dan ±22.000 MT Butane. Kapal ini akan tiba di Teluk Semangka pada 7 Maret - 9 Maret 2015.
Menurut Bambang, kapal VLGC Pertamina Gas 2 yang diklaim sebagai VLGC terbesar di dunia ini juga berfungsi sebagai floating storage, sekaligus mothership bagi kapal-kapal pengangkut yang kapasitasnya lebih kecil.
Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, ke depan, Pertamina akan mengoptimalkan kapal lain seperti VLGC Pertamina Gas 1 untuk impor LNG secara FOB.
Beberapa kapal milik Pertamina yang mendapatkan standar dan klasifikasi Internasional untuk berlayar di antaranya Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, MT Gunung Geulis, MT Gamsunoro, dan MT Gamkonora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News