Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Pertamina Gas (Pertagas) berencana membangun kilang mini liquefied natural gas (LNG) di Kalimantan Timur. Adapun pasokannya akan berasal dari Blok Nunukan, Lapangan Badik yang rencananya akan bisa beroperasi pada tahun 2019.
Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya mengutarakan, pembangunan kilang mini LNG ini masih dalam tahapan pre-eliminary study. Salah satu skenarionya adalah kilang LNG ini akan dibangun dengan kapasitas 25 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd) dengan target operasi tahun 2019. "Rencana pembangunan kilang mini LNG di Nunukan untuk memonetisasi cadangan gas yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Nunukan," ujar dia ke KONTAN, Selasa (3/2).
LNG yang diproduksi dari kilang mini LNG Nunukan ini nantinya akan dikirim ke sejumlah terminal penampungan (receiving terminal) yang akan dibangun di kawasan Indonesia bagian timur, seperti, di Lombok, Halmahera dan Pomalaa. "Kami akan fokus ke Indonesia Timur untuk pemenuhan kebutuhan gas. Karena terlalu jauh kalau dibawa ke FSRU Jawa Barat," ungkap dia.
Sementara itu, General Manager PT Pertamina Hulu Energi Nunukan Alfian Husein mengatakan, saat ini perusahaan masih melakukan studi permukaan bawah tanah alias study sub-surface untuk struktur Lapangan Badik dan West Badik di Blok Nunukan terkait besaran cadangannya.
Sejauh ini, PHE sudah melakukan pengeboran pada tiga sumur yaitu, satu sumur eksplorasi dan dua sumur pengembangan (appraisal). Selain itu perusahaan juga masih melakukan studi pra-front end engineering design (FEED) yang akan tuntas dalam dua bulan ke depan.
Jika kedua studi itu tuntas, maka akan dilanjutkan dengan studi keekonomian dan proses penyusunan head of agreement (HoA) untuk jual beli gasnya. "Setelah itu memasukkan proposal pengembangan ke Kementerian ESDM bulan Oktober 2015," ujar dia.
Nantinya, Alfian memperkirakan, Lapangan Badik di Blok Nunukan akan memproduksi gas di atas 60 mmscfd dan minyak sebanyak 6.000 barel per hari. Namun, kata Alfian, semua potensi itu masih dikaji. Di Blok Nunukan, PHE Nunukan memiliki 35% saham, Medco 40%, dan sisanya milik India Videocon Industries Limited dan Bharat PertroResources Limited.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News