kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Impor Minyak dari Amerika Bakal Ditambah, Pertamina Butuh Dukungan Regulasi


Kamis, 22 Mei 2025 / 16:42 WIB
Impor Minyak dari Amerika Bakal Ditambah, Pertamina Butuh Dukungan Regulasi
ILUSTRASI. Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina bakal melakukan impor lebih banyak dari Amerika Serikat dalam waktu dekat. Selama ini impor minyak mentah dari Amerika sekitar 4% dari total impor dan impor LPG sebesar 57% dari total impor dengan total US$ 3 miliar per tahun.

Rencana impor lebih banyak nitu menyusul dukungan Pertamina kepada kebijakan global pemerintah kepada Amerika Serikat. Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan, bahwa Pertamina setiap tahun melakukan impor minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat sekitar sebesar US$ 3 miliar per tahun.

Namun, kata Simon, peningkatan impor minyak dari Amerika Serikat itu bukan menambah impor minyak, tetapi pengalihan dari negara lain. "Kami tidak menambah volume impor, kami garis bawahi ini hanya pengalihan atau shifting," kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Kamis (22/5).

Simon menjelaskan, untuk kebijakan meningkatkan impor minyak dari Amerika Serikat pihaknya berkoodinasi dengan Kemenko Perekonomian. Sehingga, perusahaan juga terus mengkaji aspek ketersedian suplai, komersial, dan keekonomian. "Kami juga mengakji adanya tantangan teknis dan risiko. Sebab, logistik dan dfistribusi, infrastrutur serta aspek keekonomian yang harus dikaji," ungkap dia.

Ia mengatakan, bahwa dari aspek pengiriman dari Amerika Serikat yang memang lebih panjang dengan membutuhkan waktu 40 hari dibandingkan impor dari negara Timur Tengah dan Asia.  Apalagi jika ada kabut dan badai di perjalanan kapal, akan memakan waktu yang lebih lama.

Maka itu, Pertamina terus mendalami hal ini menyusul dengan ketahanan stok nasional. "Selain itu juga kami memerlukan dukungan kebijakan dalam payung hukum atau dari perpres dan peraturan menteri untuk kerjasama dengan amerika. Komitmen kerjasmaa dengan G to G. akan memberikan kepastian politik dan regulasi dan bisa diturunkan pada aspek B to B nantinya," imbuh dia.

Selanjutnya: Easycash Kantongi Pendanaan Lebih Dari Rp 250 miliar dari Bank CTBC Indonesia

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (23/5), Daerah di Jakarta Ini Waspada Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×