kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor Produk Asal China Meningkat Pesat


Kamis, 22 April 2010 / 08:00 WIB
Impor Produk Asal China Meningkat Pesat


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Tiga bulan sudah Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) berlaku. Tanda-tanda serbuan barang dari China pun semakin jelas terlihat. Mengutip data PT Sucofindo (Persero), khusus bulan Maret saja, impor beberapa produk China mulai meningkat.

Dari lima produk yang diawasi dan dimonitor Sucofindo, lonjakan impor terbesar tampak pada produk elektronik. Adapun impor makanan dan minuman cuma naik tipis. Sebaliknya, produk tekstil, mainan anak-anak, dan alas kaki justru menurun.

Impor ke lima produk tersebut pada Maret 2009 lalu cuma US$ 60,11 juta. Adapun pada Maret 2010, angkanya melonjak 67,3% menjadi US$ 100,55 juta.

Direktur Utama Sucofindo, Arief Safari bilang, selain faktor AC-FTA, kenaikan impor tersebut bisa terjadi lantaran ada perbaikan ekonomi. Ia mengaku, Sucofindo belum bisa melihat tren perdagangan setelah AC-FTA. Soalnya, Sucofindo baru ditugasi melakukan verifikasi impor Maret 2010.

Kepastian pengaruh AC-FTA terhadap lonjakan impor barang China justru datang dari PT Angkasa Pura I, pengelola bandara di wilayah timur Indonesia serta PT Pelayaran Indonesia (Pelindo) II.

Menurut Direktur Utama Angkasa Pura I Bambang Darwoto, berlakunya AC-FTA sejak awal 2010 membuat arus barang dari China dan beberapa negara ASEAN naik lebih tinggi ketimbang arus penumpang. Ia menghitung, pada kuartal I-2010, arus barang dari China melonjak hingga 103,18% dibandingkan kuartal I-2009.

Dalam tiga bulan pertama, volume barang China yang dibawa lewat kargo pada bandara yang dikelola Angkasa Pura I mencapai 6.567.796 kilogram (kg). Padahal, kuartal I-2009, barang yang dibawa kargo cuma 3.323.478 kg.

"Kenaikan arus barang tertinggi terjadi di bandara Ngurah Rai, Bali," terang Bambang. Sebaliknya, arus penumpang internasional cuma naik sekitar 12,9% dari 568.476 orang pada kuartal I-2009 menjadi 641.894 orang pada kuartal I-2010.

Tak hanya bandara, lonjakan arus barang dari China juga terjadi di sejumlah pelabuhan. Beberapa di antaranya adalah di pelabuhan di bawah pengelolaan Pelindo II. Di Pelabuhan Tanjung Priok, misalnya. Sejak Januari-Februari 2010, terdapat sekitar 70 kapal asal China yang bersandar. Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan Januari-Februari 2009 yang hanya 45 kapal.

Lonjakan jumlah kapal China yang bersandar di Tanjung Priok semakin tinggi pada bulan Maret. Direktur Utama Pelindo II R.J Lino bilang, selama periode Januari-Maret 2010, jumlah kapal asal China mencapai 250 buah. Dus, pada Maret saja, terdapat tambahan 180 kapal. Sebagian besar kapal berlayar dari tiga pelabuhan utama, yakni Sanghai, Hong Kong, dan Ning Bao.

Masuknya ratusan kapal ini pun membuat arus barang di pelabuhan turut melonjak. Sepanjang kuartal I-2010, jumlah peti kemas barang impor berukuran 20 kaki yang dibongkar di Tanjung Priok mencapai 52.572 buah. Jumlah ini melonjak 62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Barang yang diangkut antara lain produk baja, produk tekstil, makanan ringan, buah-buahan, mainan anak, pakaian, dan alas kaki. Alhasil, sejak AC-FTA berlaku, volume barang yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok naik sekitar 80% dibandingkan Kuartal I-2009.

Ironisnya, barang yang diekspor Indonesia ke China hanya naik tipis. Pada kuartal I-2010, jumlah kontainer yang dipakai untuk ekspor cuma 11.785 buah, naik 2,8% ketimbang kuartal I-2009. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×