Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) menyuarakan penghentian impor truk bekas. Langkah ini merupakan bentuk dukungan
pemerintah dalam mengembangkan industri otomotif khususnya segmen kendaraan komersial.
Selain itu, kapasitas produksi kendaraan komersial dalam negeri yang sudah mencukupi kebutuhan domestik turut menjadi pertimbangan pemerintah. Tercatat saat ini kapasitas produksi kendaraan komersial domestik sebanyak 200.000 unit per tahun.
Langkah Kemprin menghentikan impor truk bekas tentu saja mendapatkan dukungan dari industri otomotif dalam negeri. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Apterindo) Gemilang Tarigan mengatakan pengusaha truk sejatinya sudah tidak menggunakan truk bekas.
Menurut Gemilang, meski lebih murah tetapi tidak ada keuntungan lebih yang didapat dari penggunaan kendaraan bekas. "Kendaraan tidak tahan lama karena sudah 10 tahun ke atas. Padahal aturan truk di area Jakarta saat ini maksimal 10 tahun saja,"
kata Gemilang kepada KONTAN, Minggu (4/3).
Menurut dia, kendaraan truk impor bekas ini kebanyakan didatangkan dari Jepang dan Eropa. Hanya
saja ia mengakui, saat ini jumlah impor truk bekas masih sedikit ketimbang kendaraan truk baru.
Sementara bagi pelaku industri karoseri, impor truk bekas tidak belum mempengaruhi bisnis mereka. Winston Wiyanta, Managing Director PT Delimajaya mengatakan, impor truk bekas terutama akan memukul para agen tunggal pemegang merek (ATPM). "Tapi bila para ATPM tersebut tak banyak mendapatkan order baru, maka nanti kami juga kehilangan permintaan," kata Winston.
Walaupun masih sedikit, impor truk bekas yang tidak terkontrol akan berakibat negatif di industri otomotif lokal. Ernando Demily, Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia mengatakan, bila jumlah impor truk bekas terlalu besar akan mengganggu industri otomotif domestik yang saat ini sedang tumbuh.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, industri otomotif Indonesia sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Ia menegaskan, secara total industri otomotif nasional sudah mempekerjakan hingga 1,2 juta-1,4 juta orang. "Kemudian juga, menyumbang pemasukan ke pemerintah sekitar Rp 100 triliun - Rp 120 triliun,” ungkap Yohannes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News