Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (INACA) menyesalkan tindakan yang tidak bertanggungjawab oknum kru pesawat yang menyalahgunakan obat-obat terlarang. Ini merupakan tanggapan INACA terhadap kasus tertangkap tangannya pilot Lion Air yang memakai narkotika jenis sabu, di sebuah hotel di Surabaya, Sabtu (4/2) lalu.
"Sangat menyesalkan tindakan indisipliner yang tidak bertanggung jawab oleh oknum awak pesawat yang telah menyalahgunakan obat-obat terlarang sehingga menimbulkan keresahan di kalangan para pengguna jasa transportasi udara," sebut Ketua INACA Emirsyah Satar, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (10/2).
Namun, ia melihat kasus ini belum memberikan dampak signifikan terhadap prospek industri penerbangan Indonesia yang tetap cerah. "Asalkan ada kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah dan maskapai yang memberikan sanksi tegas terhadap oknum-oknum indisipliner tersebut," tambahnya.
Ia pun berharap, agar kasus tersebut jangan dianggap sebagai gambaran umum gaya hidup seluruh awak pesawat. Menurut dia, awak pesawat adalah ujung tombak industri penerbangan yang menjunjung tinggi profesionalisme dan dituntut untuk selalu berdisplin. INACA sebagai sebuah asosiasi juga tidak memiliki hak untuk memberikan sanksi, karena tugas mereka hanya sebagai sebuah pemberi masukan kepada pihak regulator yakni pemerintah.
Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA, mendesak pilot yang menggunakan narkoba lisensinya untuk segera dicabut. "Penggunaan narkoba oleh para kru pesawat menunjukkan peredaran narkoba merupakan masalah nasional yang harusnya pemberantasannya tidak hanya dibebankan kepada maskapai," ungkapnya.
Menurutnya, jika pencabutan lisensi terbang bisa menjadi hukuman yang cukup berat bagi pilot bersangkutan. Untuk menimbulkan efek jera, INACA selaku asosiasi maskapai penerbangan nasional akan selalu saling menginformasikan sesama maskapai agar pilot-pilot yang mengunakan narkoba tidak dapat diterima di maskapai lainnya.
"Kami kira dengan dicabut lisensi terbangnya, sekaligus di-black list di perusahaan penerbangan manapun, akan membuat para pilot berpikir ulang untuk menggunakan narkoba. Karena tindakan ini berlaku umum di negara manapun," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News