kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,25   6,92   0.77%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inalum gandeng MITEI kembangkan pusat riset dan efisiensi teknologi pertambangan


Rabu, 10 Oktober 2018 / 21:18 WIB
Inalum gandeng MITEI kembangkan pusat riset dan efisiensi teknologi pertambangan
ILUSTRASI. PRODUKSI ALUMINIUM INALUM


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALI. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berencana untuk mengembangkan pusat riset dan inovasi pertambangan. Untuk itu, holding industri pertambangan tersebut menjalin kolaborasi dengan lembaga riset terkemuka dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology Energy Initiatives (MITEI).

Kerjasama itu juga bertujuan untuk meningkatkan pengembangan teknologi energi rendah karbon dan pertambangan yang berkelanjutan. Direktur Utama Inalum Budi G. Sadikin dan Manajer Asia Pacific Energy Partnership MITEI Lihong Duan menandatangani dokumen kolaborasi itu di sela-sela pertemuan IMF/Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 10 Oktober 2018.

Penandatanganan kerjasama itu disaksikan oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Fajar berujar, kerjasama ini merupakan langkah awal untuk mempelopori hadirnya pusat riset dan inovasi di sektor pertambangan dengan menggandeng lembaga-lembaga riset terkemuka dari negara-negara yang dikenal mempunyai industri pertambangan yang mumpuni seperti Amerika Serikat, Kanada, Tiongkok dan Australia.

“Penandatangan (antara Inalum dan MITEI) ini adalah langkah awal suatu proses untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di industri pertambangan,” ujar Fajar.

Sementara itu, Budi G. Sadikin mengungkapkan, langkah ini juga bertujuan untuk mengembangkan teknologi pertambangan yang berkelanjutan, serta proses hilirisasi industri yang efisien dan proyek industri pertambangan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, namun berbiaya rendah.

Dengan menggandeng institusi riset tersebut, Inalum akan mengikutsertakan universitas-universitas terkemuka di Indonesia untuk ikut berkolaborasi dalam pusat riset dan inovasi pertambangan yang rencananya akan didirikan tahun ini. 

Ke depan, pusat riset ini juga akan berfungsi sebagai institusi yang dapat memberikan masukan untuk kebijakan-kebijakan di sektor pertambangan secara profesional dan independen.

Lebih lanjut, Budi bilang, ketertarikan Inalum terhadap penelitian MITEI diantaranya mencakup pengembangan teknologi penambangan, pemurnian, dan peleburan logam yang lebih berkelanjutan dari segi lingkungan dan melakukan riset untuk pembuatan material untuk penyimpanan energi atau baterai. 

Termasuk juga untuk memanfaatkan unsur rare earth, atau logam tanah jarang, yang dapat digunakan sebagai bahan magnet permanen yang diaplikasikan pada sektor energi baru terbarukan dan industri elektronik.

Hal ini mengingat unsur rare earth dan cobalt juga ditemukan dalam penambangan yang dilakukan oleh anggota Holding, yakni PT Timah Tbk dan PT Antam Tbk. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu materi pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan magnet dalam pembangkit listrik tenaga bayu.

“Pusat riset dan inovasi ini nantinya akan mendukung penggunaan materi berbasis mineral dan logam di masa yang akan datang dengan memanfaatkan banyaknya potensi unsur logam seperti aluminium, nikel, cobalt, maupun rare earth di Indonesia,” ungkap Budi.

Di samping itu, kolaborasi dengan MITEI serta pendirian pusat riset dan inovasi ini juga diharapkan dapat menginisiasi penggunaan batubara menjadi energi yang ramah lingkungan. 

Mengingat anggota Holding PT Bukit Asam Tbk saat ini sedang mengarah untuk mengembangkan gasifikasi batubara yang kedepannya dapat menggantikan bahan bakar LPG dengan harga yang jauh lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×