Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Lebih lanjut, Budi bilang, ketertarikan Inalum terhadap penelitian MITEI diantaranya mencakup pengembangan teknologi penambangan, pemurnian, dan peleburan logam yang lebih berkelanjutan dari segi lingkungan dan melakukan riset untuk pembuatan material untuk penyimpanan energi atau baterai.
Termasuk juga untuk memanfaatkan unsur rare earth, atau logam tanah jarang, yang dapat digunakan sebagai bahan magnet permanen yang diaplikasikan pada sektor energi baru terbarukan dan industri elektronik.
Hal ini mengingat unsur rare earth dan cobalt juga ditemukan dalam penambangan yang dilakukan oleh anggota Holding, yakni PT Timah Tbk dan PT Antam Tbk. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu materi pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan magnet dalam pembangkit listrik tenaga bayu.
“Pusat riset dan inovasi ini nantinya akan mendukung penggunaan materi berbasis mineral dan logam di masa yang akan datang dengan memanfaatkan banyaknya potensi unsur logam seperti aluminium, nikel, cobalt, maupun rare earth di Indonesia,” ungkap Budi.
Di samping itu, kolaborasi dengan MITEI serta pendirian pusat riset dan inovasi ini juga diharapkan dapat menginisiasi penggunaan batubara menjadi energi yang ramah lingkungan.
Mengingat anggota Holding PT Bukit Asam Tbk saat ini sedang mengarah untuk mengembangkan gasifikasi batubara yang kedepannya dapat menggantikan bahan bakar LPG dengan harga yang jauh lebih murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News