Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemik wabah corona (Covid-19) di Indonesia saat ini tentunya perlu memperhatikan dan menjaga ketersediaan bahan pangan. Adapun yang menjadi kekhawatiran adalah ketersediaan pasokan pangan hingga pandemik ini selesai.
Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin menjelaskan di tengah Covid-19 ini, petani tentu sangat berperan penting di saat situasi genting seperti ini. Menurutnya, seluruh ketersediaan bahan-bahan pangan jika tak ada petani maka tentunya tak akan ada ketersediaan yang cukup.
Baca Juga: Indef: Stok pangan bisa terganggu selama pandemi corona
Oleh sebab itu, Bustanul juga menyampaikan bahwa saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) di semua sektor pada bulan Maret 2020 menurun hingga 1,22% dibandingkan bulan Febuari 2020.
Penurunan tersebut juga disebabkan karena adanya biaya input usaha tani padi, jagung, kedelai dan sebagainya memang mahal.
Agar persediaan pangan juga tercukupi dan guna mensejahterakan para petani di Indonesia dalam suasana pandemi Covid-19, pemerintah perlu memperhatikan cadangan beras yang disediakan.
Meski bulan Maret 2020 beras masih dalam proses panen, ia berharap di bulan April 2020 bisa panen jaya. Saat ini Cadangan beras yang berada di Bulog ada 1,4 juta ton, kemudian cadangan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) ada sekitar 2,8 juta ton. Sehingga keseluruhan stok beras ada 4,2 juta ton.
Baca Juga: Harga sejumlah bahan pangan pokok naik di pasaran, ini kata KPPU
“Bulog tentunya harus beli beras petani, bayangkan kalau tidak ada yang beli, saya khawatir juga NTP akan menurun di bulan ini,” katanya.
Meski demikian, ia memperkirakan neraca beras di bulan April akan surplus sekitar 0,9 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
