Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Mei 2023 melambat 0,48 poin menjadi 50,9 poin dibandingkan hasil April 2023 yang sebesar 51,38 poin. Meski demikian, Kemenperin menegaskan bahwa angka tersebut masih berada di level ekspansi.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, Hasil Survei Penjualan Eceran BI bulan April 2023 hanya sebesar 129,8, lebih rendah 24,38 poin dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Kondisi tersebut mempengaruhi nilai IKI Mei 2023 yang ekspansinya semakin melambat.
“Perlambatan ekonomi global yang terjadi sejak akhir tahun 2022, kenaikan suku bunga, dan penurunan harga komoditas produk utama ekspor mulai berdampak pada daya beli konsumen dalam negeri. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Indeks Ekspektasi Penjualan tiga bulan ke depan (triwulan kedua),” ungkap Febri, dalam siaran pers.
Menurut pemaparan Febri, perlambatan IKI bulan Mei 2023 dipengaruhi oleh penurunan IKI beberapa subsektor industri, dari semula ekspansi menjadi kontraksi.
Seperti pada subsektor Industri Pengolahan Tembakau, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional, dan Industri Logam Dasar.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Diversifikasi Produk Olahan Cabai Rawit Hiyung Kalsel
Akibatnya, share subsektor ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas kuartal pertama tahun 2023 menurun menjadi 70,6%. Share tersebut berasal dari 12 subsektor yang mengalami ekspansi.
Penurunan IKI disebabkan oleh kontraksi beberapa subsektor yang memiliki share PDB cukup besar, setelah sebelumnya mengalami ekspansi, misalnya seperti Industri Logam Dasar dan Industri Pengolahan Tembakau.
Kedua, melandainya ekspor karena penurunan harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah. Dan ketiga, masih terdapatnya stok persediaan dari bulan April karena terjadinya penurunan daya beli masyarakat selama Lebaran, tidak seperti pada tahun sebelumnya.
“Meskipun demikian, beberapa subsektor dengan share PDB terbesar masih mengalami ekspansi, yaitu Industri Makanan, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia dan Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer,” sebutnya.
Jika dilihat lebih detail, penurunan nilai IKI Mei 2023 terjadi karena penurunan nilai variabel Pesanan Baru sebesar 0.73 poin (menjadi 49.84) dan variabel Produksi yang menurun 2.07 poin (menjadi 50.01).
Di sisi lain, variabel Persediaan mengalami kenaikan 2.67 poin (menjadi 54.90). Kondisi ini menunjukkan terjadinya penumpukan stok persediaan, sehingga perusahaan mengurangi produksi, di samping terjadinya penurunan pesanan. Pesanan domestik masih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel Pesanan Baru.
“Mayoritas pelaku usaha menyatakan kondisi usaha secara umum di bulan Mei 2023 stabil, yaitu sebanyak 44.8% dan 28,1% menjawab kondisi kegiatan usahanya meningkat dibanding dengan bulan April 2023,” tambahnya.
Baca Juga: Kemenperin: PIDI 4.0 Dukung Percepatan Transformasi Ekosistem Digital
Kondisi tersebut memang sedikit menurun dibandingkan bulan April 2023, namun tingkat optimisme pelaku usaha akan kondisi enam bulan ke depan meningkat signifikan.
Di bulan Mei, pandangan terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan tercatat sebesar 66.2% pelaku usaha lebih optimis. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 64.7%, dan menjadi angka tertinggi sejak IKI diluncurkan.
Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik. Sedangkan 9,0% pelaku usaha masih pesimis dengan kondisi usaha enam bulan ke depan. Angka ini juga merupakan nilai terendah sejak peluncuran IKI pada November 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News