kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

Indo Bharat cari partner bangun pabrik pulp


Selasa, 10 Januari 2017 / 16:57 WIB
Indo Bharat cari partner bangun pabrik pulp


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Konglomerasi asal India, Aditya Birla Group tertarik membangun pabrik pulp di Indonesia. Investasi pabrik pulp larut (dissolving pulp) jenis serat panjang bakal dilakukan guna memenuhi kebutuhan pabrik serat rayon viskosa atau viscose staple fiber (VSF) PT Indo Bharat Rayon yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.

"Kami sedang mencoba masuk ke pulp," ujar Bir Kapoor, Chief Operating Officer South East Asia and China Units Aditya Birla Group usai mengunjungi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kementerian Perindustrian, Selasa (10/1).

Kapoor mengatakan, perusahaan tertarik membangun pabrik pulp di Indonesia karena kebutuhan untuk bahan baku serat rayon yang tinggi. "Sekarang pabrik rayon di negeri ini, termasuk kami, mengimpor pulp dari luar negeri," tuturnya.

Untuk membangun pabrik di Indonesia, Indo Bharat mencari partner lokal yang memilihi HTI untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp. "Bangun pabrik hulu baru butuh dana lebih dari US$ 1 miliar. Makanya, kami cari peluang kerja sama di sini. Nanti kami yang bawa teknologi baru ke sini," kata Kapoor.

Menurut Kapoor, sekarang Indo Bharat mengimpor pulp dari Swedia, Kanada, dan Afrika Selatan. Jenis pulp yang dicari Indo Bharat yaitu pulp larut yang khusus tekstil .

Kapoor mengatakan, tahun ini perusahaan memutuskan untuk tidak ekspansi. Pasalnya, tahun lalu, Indo Bharat baru saja melakukan ekspansi dengan menambah mesin. Tahun ini, Indo Bharat akan fokus pada pembangunan industri hulu. "Kami sudah ekspansi lini produksi tahun lalu. Sekarang kami fokus pada integrasi produksi dari hulu mulai dari pulp dulu baru setelah itu mengejar pertumbuhan," paparnya.

Sebagai informasi, tahun lalu, Indo Bharat mengeluarkan investasi US$ 60 juta untuk penambahan lini produksi ketujuh. Penambahan lini produksi meningkatkan kapasitas produksi rayon hingga 210.000 ton per tahun. Dengan penambahan investasi tersebut, Indo Bharat telah mengeluarkan investasi di Indonesia senilai total US$ 300 juta hingga 2016.

Setiap hari, Indo Bharat memproduksi 580 ton-590 ton rayon. Target produksi tahun ini masih sama sekitar 590 ton per hari. Sedangkan, kebutuhan pulp Indo Bharat sekitar 600 ton per hari.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori mengatakan, saat ini, baru ada tiga perusahaan yang memproduksi serat rayon di Indonesia. Selain Indo Bharat, ada PT Inti Indorayon Utama milik APRIL Group dan PT Rayon Utama Makmur milik PT Sri Rejeki Isman Tbk.  Lalu, nanti akan ada tambahan dari PT Sateri Viscose International milik APRIL Group.

Dari keempat perusahaan tersebut, pabrik serat rayon yang sudah terintegrasi dari hulu baru Satei Viscose dan Rayon Utama Makmur karena mereka punya HTI sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×