Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk menggenjot volume produksi dan penjualan agar sejalan dengan target yang telah ditentukan pada 2019.
Yulius Gozali, Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah menyampaikan kini pihaknya masih terus meningkatkan efisiensi biaya dan mengoptimalkan produksi batubara.
Dalam catatan Kontan,emiten bekode saham ITMG, anggota indeks Kompas100 ini memasang target produksi sebanyak 23,6 juta ton barubara dengan penjualan 26,5 juta ton sepanjang tahun ini 2019.
Ia belum dapat menyebutkan realisasi produksi hingga semester satu tahun ini, yang pasti saat ini ITMG tengah mengoptimalkan produksi batubara agar mencapai target.
Baca Juga: Jaga stabilitas pasar, ESDM berhati-hati tentukan tambahan kuota produksi batubara
Pada periode Januari hingga Maret 2019, ITMG sudah menjual 6 juta ton batubara yang dijual ke China sebesar 1,9 juta ton, Jepang 1,1 juta ton, Indonesia 0,6 juta ton, India 0,5 juta ton, Bangladesh 0,5 juta ton, Thailand 0,4 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara.
Guna mencapai target produksi dan penjualan batubara, sambungnya, perusahaan melakukan pengelolaan untuk menyeimbangkan proporsi produksi berdasarkan kualitas batubara sehingga mampu mengoptimalkan cadangan. “Sekarang ini volume produksi sejalan dengan target 2019,” katanya pada Kontan.co.id, Kamis (25/7).
Sebagai informasi, ITMG memiliki produksi batubara dengan kalori 4.300 kcal/kg hingga 6.500 kcal/kg. Sembari mengoptimalkan produksi, mereka juga melakukan pengembangan infrastruktur tambang seperti perluasan pelabuhan, menambah peralatan, serta memenuhi perlengkapan mesin. Untuk itu perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 122 juta sepanjang 2019.
Baca Juga: Harga Batubara Kian Lemah, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Indo Tambangraya (ITMG)
Di luar bisnis batubara, rupaya ITMG masih tertarik dengan bisnis pembangkit listrik, terakhir mereka mengaku tertarik untuk masuk bisnis pembangkit listrik baru dan terbarukan. Yulius bilang, proyek pembangkit listrik EBT saat ini masih dalam tahap kajian kelayakan.
“Kami selalu terbuka untuk terlibat dalam tender-tender yang ditawarkan pemerintah mengingat induk perusahaan kami Banpu berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam bisnis energi di dunia,” pungkasnya.
Baca Juga: Harga batubara berfluktuasi, Kinerja Indo Tambangraya (ITMG) tersendat di semester II
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News