Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Di tengah pasar semen yang over supply, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) masih mampu mendongkrak kinerja bisnisnya. Perusahaan tertolong dengan beban produksi yang mampu dijaga sehingga memperoleh margin keuntungan positif.
Antonius Marcos, Corporate Secretary INTP menerangkan bahwa sampai semester-I 2019 ini margin operasi meningkat hingga 1,3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan turunnya biaya produksi sehubungan dengan langkah efisiensi ketat perusahaan.
Baca Juga: Penjualan turun 1,7%, Indocement (INTP) sebut banyak yang menunda proyek
"Faktor yang utama adalah turunnya harga batu bara dan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS membantu Indocement untuk menahan kenaikan biaya produksi," terang Antonius kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).
Hal tersebut tercermin lewat kenaikan beban pokok penjualan di semester-I 2019 ini yang hanya 1,2% year on year (yoy) menjadi Rp 4,84 triliun. Sementara penjualan bersih perseroan mengalami pertumbuhan 7,7%, dari Rp 6,48 triliun di paruh pertama tahun lalu menjadi Rp 6,98 triliun di periode yang sama tahun ini.
Adapun dari segi harga jual, menurut Antonius masih tergolong stabil dibandingkan tahun lalu. Alhasil usai revenue dikurangi beban pokok penjualan, maka laba kotor INTP tercatat sebanyak Rp 2,14 triliun di semester-I 2019 atau naik 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun.
Setelah dikurangi pos beban lainnya, laba bersih INTP tercatat senilai Rp 640,02 miliar sampai akhir Juni 2019 ini atau melesat 80% dibandingkan semester-I 2018 yang besarnya Rp 355,1 miliar. Kedepannya kata Antonius, perusahaan tetap mempertahankan efisiensi di berbagai lini.
Baca Juga: Duh, Banyak Nilai Merah di Rapor Emiten Kita
Serta fokus mempertahankan pangsa pasar utamanya, yang secara area meliputi Jabodetabek dan Jawa bagian barat. "Kami lakukan cost efficiency dengan hanya menjalankan pabrik-pabrik terbaru, optimalisasi delivery semen dari terminal-terminal terbaru," sebut Antonius.
Sayangnya manajemen tidak membeberkan pabrik mana saja yang diaktifkan saat ini, adapun INTP diketahui memiliki 13 plant dengan kapasitas produksi 24,9 juta ton per tahun. Ditargetkan tahun ini perseroan menumbuhkan volume penjualan 4% atau menjadi 19,93 juta ton, sekitar 80% dari kapasitas produksi tahunan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News