kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indocement Tunggal Prakasa (INTP) berharap permintaan meningkat paska lebaran


Minggu, 21 April 2019 / 17:00 WIB
Indocement Tunggal Prakasa (INTP) berharap permintaan meningkat paska lebaran


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), anggota indeks Kompas100 ini, belum meraih peningkatan penjualan di awal tahun ini. Terkendala oleh musim hujan menyebabkan proyek pembangunan tersendat dan mempengaruhi permintaan semen di dalam negeri.

Antonius Marcos, Corporate Secretary INTP mengatakan sampai kuartal I-2019 ini total volume penjualan perseroan hampir berada di angka 4,2 juta ton. "Volume tersebut lebih rendah 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (21/4).

Itu artinya total volume penjualan INTP berada dikisaran 4,33 juta ton pada kuartal I-2018 kemarin. Lebih lanjut Antonius menyebutkan bahwa penurunan ini salah satunya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di Januari dan Februari tahun ini, yang menyebabkan pengerjaan proyek yang melibatkan semen tertunda.

Merujuk pada data penjualan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) kuartal-I 2019 total volume penjualan semen mengalami kenaikan 3,23% year on year (yoy) menjadi 16,95 juta ton, hanya saja untuk segmen domestik terjadi penurunan 0,01% dari 15,71 juta ton di kuartal I-2018 menjadi 15,72 juta ton di kuartal I-2019.

Berkaca pada data tersebut, level volume penjualan INTP masih meraup market share nasional dikisaran 24%. Dimana pada tahun 2018 kemarin pangsa pasar INTP terhadap konsumsi semen nasional berkisar 22,2% atau sebanyak 19,3 juta ton.

Masuk kuartal II-2019 ini, menurut Antonius, perseroan tak terlalu berharap pertumbuhan permintaan yang muluk-muluk. Sebab katanya, di periode ini sudah dekat dengan bulan puasa yang mempengaruhi konsumsi semen di tengah masyarakat.

"Pada umumnya bulan Ramadhan roda bisnis berjalan stagnan," sebut Antonius. Meski demikian, perseroan masih optimistis proyek pembangunan bakal masif lagi setelah gelaran pemilihan umum berjalan lancar dan konsentrasi pembangunan infrastruktur ditingkat nasional kembali bekerja.

Di tahun 2019 ini pula capital expenditure (capex) INTP menurut manajemen bakal sama dengan tahun lalu yakni sekitar Rp 900 miliar. Dana capex digunakan salah satunya untuk pemasangan teknologi baru bag filter di beberapa pabrik guna efisiensi dan mengurangi debu.

Selain itu capex digunakan untuk perbaikan power plant, serta INTP juga akan menambah satu tambang quarry (terbuka) andesit di Jawa Barat untuk mendukung produksi. Adapun kapasitas produksi INTP saat ini mencapai 24,5 juta ton per tahun dengan utilisasi sekitar 70%.

Manajemen menilai kapasitas yang ada saat ini sudah terbilang cukup dan dalam 2-3 tahun ke depan INTP memandang belum memerlukan penambahan kapasitas baru. Saat ini INTP tercatat memiliki 13 pabrik semen, 8 terminal semen, 2 tambang agregat, 18 distributor dan 172 gudang penyimpanan.

Di tengah kondisi over supply ini, harga produk semen cenderung tertekan. INTP mengaku dengan pelemahan pasar di kuartal-I 2019 cukup sulit untuk melakukan penyesuaian harga produk, biasanya harga dapat dinaikkan jika permintaan semen meningkat signifikan.

Saat ini persaingan di industri semen makin ketat dengan munculnya beberapa pemain baru yang menyasar segmen semen murah. Untuk itu INTP menyiasatinya dengan meluncurkan brand semen Rajawali yang menyasar segmen tersebut, sepanjang 2018 kemarin brand Rajawali mampu berkontribusi kisaran 7% dari volume penjualan INTP.

Namun demikian INTP tetap mempertahankan brand premium nya yakni Semen Tiga Roda agar tetap eksis di pasaran. Perusahaan pun optimistis dengan menargetkan pertumbuhan volume penjualannya sebesar 4% di tahun 2019 ini.

Sepanjang tahun 2018 kemarin, penjualan bersih perusahaan mencapai Rp 15,19 triliun atau tumbuh 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 14,43 triliun. Namun laba bersih tergerus 38,3% dari Rp 1,85 triliun di 2017 menjadi Rp 1,14 triliun di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×