Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) melalui entitas anak usahanya, PT Indofarma Global Medika (IGM) baru saja ditunjuk sebagai salah satu distributor resmi GeNose C19 pada awal Maret lalu. Terpilihnya IGM sebagai distributor resmi, diyakini akan berdampak positif bagi prospek bisnis perusahaan di tahun ini.
“Karena kami adalah anak perusahaan dari BUMN Farmasi di satu sisi berbisnis dan di sisi lain ada beberapa hal ikut berperan dalam program pemerintah termasuk penangan covid-19, maka dari kedua sisi terbut kami sangat yakin Ge-Nose C19 sangat mempunyai prospek di tahun ini untuk screening covid 19 sebelum adanya vaksin secara masif,” ungkap Direktur IGM Gigik Sugiyo Raharjo kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Sedikit informasi, Ge-Nose C19 merupakan alat screening virus Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Rencananya, UGM akan mendistribusikan Ge-Nose C19 melalui lima distributor resminya, yang salah satunya adalah INAF.
Dikatakan Gigik, sejak mulai didistribusikan pada Februari lalu, Ge-Nose C19 yang didistribusikan oleh IGM telah beredar ke sejumlah fasilitas publik di Indonesia, seperti stasiun kereta api dan bandara.
“Kami sudah mendistribusikan ke transportasi KAI dan bandara, bahkan anak perusahaan kami PT Farmalab Indo Utama sebagai operatornya di dua area tersebut. Disamping itu, distribusi ke customer kami di seluruh cabang PT IGM,” ujar Gigik.
Baca Juga: Mengintip Bisnis yang Cuan dalam Program Vaksinasi
Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi barang dan jasa serta laboratorium ini, menargetkan untuk mendistribusikan kurang lebih 11 ribu unit Ge-Nose di sepanjang tahun 2021. Dengan sasaran peredaran alat ke berbagai instansi di tanah air, mulai dari fasilitas kesehatan, korporasi atau perusahaan, yayasan, instansi pendidikan, dan masih banyak lagi.
“Rencananya, Ge-Nose C19 didistribusikan ke dinas kesehatan, puskesmas, RS pemerintah dan swasta, tempat-tempat pariwisata, pendidikan, sekolahan, kampus, tempat transportasi seperti bandara, dan stasiun kereta api, industri dan perusahaan swasta, serta akan didistribusikan ke semua wilayah Indonesia sesuai dengan cabang yang dimiliki IGM,” jelas Gigik.
Dengan target pendistribusian Ge-Nose C19 di sepanjang tahun ini, IGM memproyeksikan agenda bisnisnya kali ini akan berkontribusi hingga 25% dari total pendapatan perusahaan di tahun 2021.
“Karena kami mempunyai jaringan yang cukup luas secara nasional dan sebagai anak perusahaan dari perusahaan BUMN. Kami ditunjuk sebagai salah satu distributor nasional dari 5 distributor yang dimiliki PT Swayasa ( UGM ),” pungkasnya.
Sekedar informasi, emiten berkode saham INAF ini membukukan penjualan yang positif di tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan Kuartal III 2020, Indofarma mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 28,39%. Dari semula Rp 583,53 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 749,25 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya: Bio Farma: Ada 140 juta bulk vaksin yang sudah disepakati dengan Sinovac
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News