kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Indomobil Perkirakan Penjualan Turun 31%


Jumat, 16 Oktober 2009 / 08:15 WIB
Indomobil Perkirakan Penjualan Turun 31%


Sumber: Kontan | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Imbas krisis global telah menghantam sektor otomotif nasional. Tak terkecuali Grup Indomobil. Perusahaan yang sempat dimiliki Salim Group ini menyatakan bahwa penjualan mobilnya bakal menurun tahun ini.

Penurunan penjualan itu terutama bakal terjadi pada penjualan mobil Suzuki yang selama lima tahun terakhir menjadi penyumbang pemasukan terbesar bagi Grup Indomobil. ”Penjualan Suzuki memang terkoreksi secara signifikan,” kata Gunadi Sindhuwinata, Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, perusahaan yang memayungi Grup Indomobil.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, penjualan mobil nasional tahun ini akan turun 30% dari total penjualan di 2008 sebanyak 607.000 unit. Jadi, penjualan tahun ini hanya akan mencapai 425.000 unit. Khusus Grup Indomobil, Gunadi memperkirakan, penurunan penjualan mencapai 31%.

Sementara, masih berdasarkan data Gaikindo, tahun ini hingga September 2009, penjualan mobil merek Suzuki anjlok hingga 47% menjadi 31.560 unit dari periode yang sama 2008 yang 59.578 unit. Penurunan ini lebih besar ketimbang penurunan penjualan secara nasional yang hanya 28%, menjadi 337.470 unit.

Bila kita membandingkan penjualan Agustus dan September, pangsa pasar mobil Suzuki anjlok dari 8,35% menjadi 7,62%. Dengan penurunan ini, peringkat penjualan Suzuki pun merosot dari peringkat tiga ke peringkat keempat, di bawah penjualan mobil merek Daihatsu. "Bahkan, dalam dua bulan terakhir, posisi Suzuki dalam hal distribusi kalah dari Honda," imbuh Gunadi.

Menurut keterangan Bebin Juana, General Manager Pemasaran Grup Indomobil, penurunan penjualan mobil Suzuki ini sudah terasa sejak bulan keempat 2009. "Waktu itu, Suzuki sedang melakukan penyesuaian harga karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar," ujar Bebin.

Jika tahun lalu pada bulan yang sama rupiah berkisar di angka Rp 9.000 per dolar Amerika Serikat (AS), di April 2009 rupiah sempat menembus Rp 11.000 per dollar AS.

"Parahnya lagi, nilai tukar dollar terhadap yen melemah, padahal Suzuki merupakan satu-satunya ATPM yang menggunakan acuan nilai tukar yen," ujar Bebin. Ini membuat nilai tukar rupiah terhadap yen juga melemah. Tahun lalu harga 1 yen sekitar Rp 82, kini nilainya Rp 125 per yen.

Akibatnya, harga mobil Suzuki Swift yang semula dibanderol Rp 150 juta per unit naik menjadi Rp 190 juta per unit. "Kenaikan harga jual sampai 30% ini membuat masyarakat enggan membeli. Apalagi daya beli masyarakat sedang turun," ujarnya.

Bebin bilang, ATPM lain sejatinya juga menaikkan harga. Tetapi, besaran kenaikannya tidak setinggi Suzuki. Karena, imbas kenaikan dollar tidak sebesar imbas penguatan yen. "ATPM yang basis nilai tukarnya pakai dollar AS tidak akan separah yang basisnya pakai yen," imbuh Bebin.

Tentu saja, manajemen Indomobil tak tinggal diam. Mereka berusaha mempertahankan penjualan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan memberikan tawaran bunga cicilan rendah kepada konsumen yang membeli mobil Suzuki secara kredit.

Alokasi dana promosi bunga rendah itu berasal dari subsidi silang hasil penjualan mobil lain selain Suzuki. "Dengan cara ini, entah sampai kapan ATPM kuat dan bertahan memberikan subsidi," ujar Bebin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×