Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pemerintah bakal jorjoran mengimpor converter kit bahan bakar gas, seiring langkah pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah berencana segera menjalankan program konversi BBM subsidi ke compressed natural gas (CNG) dan liquefied gas for vehicle (LGC) untuk kendaraan.
"Mungkin ada 5% sampai 10% dari 2,5 juta converter kit atau sekitar sebesar 250.000. akan kita impor dulu," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di kantor Presiden, Selasa (3/01).
Menurut Hidayat, keputusan ini diambil lantaran industri untuk tahap pertama belum mampu menyediakan converter kit. Meski demikian, untuk jangka panjangnya industri lokal menjadi prioritas untuk memproduksi converter kit ini.
"Pasti akan diproduksi di Indonesia tapi butuh persiapan regulasi, lalu bikin standar perawatannya, bengkel untuk pemasangan," katanya.
Hidayat menegaskan sejauh ini pihaknya masih belum tahu, converter kit ini bakal diimpor dari mana. "Belum tahu, mungkin nanti saya minta gabungan pengusaha mobil untuk ikut memikirkannya," katanya.
Sebagai informasi, converter kit ini bakal dipasarkan dengan kisaran harga mencapai Rp 15 juta. Pemerintah pun berencana menawarkan cicilan pembelian converter kit ini.
Bahan bakar gas alternatif sebagai pengganti pertamax ini memang ditujukan terutama untuk kendaraan umum. Pasalnya, harga dari LGV lebih murah ketimbang BBM bersubsidi. Kalau BBM bersubsidi harganya Rp 4.500 per liter, LGV bisa sekitar Rp 4.100 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News