kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,37   -3,93   -0.43%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia berpotensi jadi produsen buah dunia


Jumat, 02 Desember 2016 / 17:04 WIB
Indonesia berpotensi jadi produsen buah dunia


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Sebagai negara agraris, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang sangat melimpah. Di tanah negeri ini tumbuh subur buah-buahan dan sayuran. Tumbuh silih berganti dan buahnya bisa dipanen sepanjang tahun.

Pun rasanya yang lebih enak dan beraneka ragam ketimbang buah impor. Karena memiliki keberagaman varietas, secara kualitas dan kuantitas, sejatinya mampu memenuhi kebutuhan pasokan buah dalam negeri dan mancanegara alias diekspor. Aset buah lokal yang demikian besar tersebut setidaknya bisa tercermin dari ajang Fruit Indonesia 2016,  yang digelar 17-20 November  lalu di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Festival buah yang diselenggarakan Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini menyajikan 35 jenis buah khas Nusantara. Ini menjadi langkah awal bagi Indonesia sebagai negara pengekspor buah utama dan terbesar di dunia di masa mendatang. Harapan itu tak berlebihan kiranya.

Merujuk data FAO 2014, Indonesia masuk peringkat 20 besar eksportir buah di dunia. Dalam konteks Revolusi Oranye yang digagas Kementerian BUMN sejak 2013, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan konsumsi buah nasional secara mandiri dan tidak bergantung pada impor. Proyeksi KemenBUMN, Indonesia bisa jadi produsen dan eksportir buah-buahan tropis terbsar di Asia Tenggara pada 2025 dan dunia 2045.

Dalam sambutannya di pembukaan Fruit Indonesia 2016, Presiden Joko Widodo menyatakan, bukanlah mustahil Indonesia menjadi negara pengekspor buah utama dan terbesar di dunia. Sebab setiap daerah di Indonesia sudah memiliki produk buah unggulan dan ditanam dalam skala lahan yang cukup luas. “Sudah bukan zamannya lagi berpikir jualan buah dari kampung ke kampung atau pasar ke pasar, tapi menjual buah ke negara-negara lain,” kata Presiden Joko Widodo.

Jalan untuk menuju ke arah itu semakin terbuka, ketika beberapa buah unggulan asli Indonesia telah diakui dunia. Meliputi 12 varietas, yaitu jeruk keprok bali, durian, mangga, manggis, avokad, nanas, rambutan, salak, pisang, pepaya, melon, dan semangka. Berdasarkan data Kemtan, total produksi buah lokal pada 2014 mencapai 19,80 juta ton atau naik 8,30% ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 18,28 juta ton. Untuk produksi jeruk saja tercatat 1,999 juta ton, salak 1,036 juta ton, pisang 1,008 juta ton, dan mangga 2,464 juta ton.

Negara kita memang kaya dengan beragam buah tropis, sehingga berpotensi sebagai negara pemasok utama pasar ekspor. Cuma, pengembangan perkebunan buah di Indonesia masih terbatas. Celakanya, sampai detik ini volume impor buah terus meningkat. Ini menjadi pil pahit bagi petani. BPS mencatat impor buah pada 2010 masih US$ 685 juta, kemudian pada 2014 mencapai US$ 804 juta atau naik 17%.

Impor bengkak karena volumenya  naik sekitar 3% dari 692.000 ton menjadi 711.000 ton. Sedangkan ekspor buah 2014 hanya US$ 210 juta. Walaupun volumenya lumayan gede,  total impor buah Indonesia jika dibandingkan dengan total volume produksi buah nasional masih dikategorikan relatif kecil. Ketua Umum Asosiasi eksportir Importir buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin mendesak agar Kemtan terus menggenjot produksi buah lokal. Salah satu caranya dengan membentuk tata ruang wilayah pertanian. “Dengan begitu, petani akan terdorong untuk menanam buah,” usulnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×