kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Indonesia bidik pasar CPO Eropa Timur


Selasa, 05 Juni 2012 / 09:20 WIB
Indonesia bidik pasar CPO Eropa Timur
ILUSTRASI. Promo JSM Giant memberikan banyak diskon untuk berbagai produk rumah tangga. Dok: Instagram Giant


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan peningkatan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 23,5% ke Rusia. Dengan peningkatan itu maka ekspor CPO ke Rusia tahun ini akan mencapai 400.000 ton, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 323.800 ton.

Kemtan yakin target peningkatan ekspor sebesar itu bakal tercapai setelah promosi dilakukan. Selain promosi, Kemtan juga akan mengupayakan proses ekspor langsung tanpa perantara pihak ketiga. "Impor CPO ke Rusia selama ini belum menunjukkan nilai sesungguhnya, padahal pasar di sana sangat potensial," kata Menteri Pertanian Suswono.

Rusia memang sedang dibidik oleh Pemerintah Indonesia sebagai pasar potensial CPO. Oleh karena itu Kemtan terus mengampanyekan CPO Tanah Air termasuk adanya sertifikasi sawit berkelanjutan atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Walau tak terlalu besar, Suswono yakin Rusia akan menjadi pasar CPO potensial karena permintaannya terus meningkat setiap tahun. Jika pada 2011 ekspor CPO

Indonesia ke Rusia mencapai 323.800 ton atau senilai US$ 357,8 juta, tahun 2010 volume ekspor mencapai 250.000 ton senilai US$ 222 juta.
Untuk meningkatkan nilai tambah ekspor CPO ke Rusia, Suswono mengatakan, pemerintah akan mendorong ekspor langsung. Sebab dari saat ini sebagian besar ekspor

CPO ke Rusia melalui Belanda. "Meskipun Rusia sudah menyatakan kesediaan, namun perjanjian kerjasama perdagangan adalah wilayah Kementerian Perdagangan, kita akan segera berkoordinasi," ujar Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kemtan.
Menurut Gamal, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Rusia sebagai upaya perdagangan ekspor CPO langsung. Sebagai tindak lanjut pertemuan,

Indonesia dan Rusia akan menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU). Selain Rusia, menurut Gamal, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan kunjungan ke Pakistan dan China untuk mencapai kesepakatan dalam hal sama.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bilang, permintaan CPO Rusia sebenarnya mencapai 1,2 juta ton per tahun. Dari jumlah itu sebanyak 560.000 ton didapatkan dari impor.

Rusia dan negara Eropa Timur lain sangat potensial sebagai pasar ekspor CPO Indonesia. "Sayang selama ini Rusia banyak membeli dari Belanda," ujarnya. Dia meminta pemerintah terus mengkampanyekan ISPO dengan melibatkan pengusaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×