Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
Di luar Indonesia, data center Telkom Group dikelola oleh Telin sebagai anak perusahaan Telkom yang bergerak di bisnis internasional. CEO Telin, Budi Satria D. Purba mengungkapkan dalam pemilihan data center, perusahaan harus mempertimbangkan faktor reliability dan security. Di mana keduanya menjadi aspek yang critical yang perusahaan dan penyedia layanan data center tidak bisa kompromi untuk ini.
Di samping itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan aspek netralitas, lokasi, serta dukungan infrastruktur seperti konektivitas jaringan komunikasi domestik maupun global. Untuk urusan konektivitas global, Telin memiliki konektivitas kabel bawah laut internasional sepanjang 207 ribu km di seluruh dunia yang mendukung dalam penyediaan infrastruktur untuk Data Center Telkom Group.
Budi Satria menambahkan, Telin sebagai bagian dari Telkom Group telah bekerja sama dengan penyedia layanan content distribution network yang dilengkapi layanan security dengan high-credential di cakupan global dalam mendukung layanan data center Telin dan Telkom Group di dalam dan luar negeri. Layanan security ini menambah jaminan tingkat keamanan yg dibutuhkan pelanggan hingga ke level konten maupun aplikasi.
"Saat ini layanan security Telin sudah digunakan oleh berbagai perusahaan domestik dan luar negeri seperti di e-commerce, perbankan dan finansial, serta di lembaga pemerintahan," katanya.
Sebelumnya, Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kominfo, Bambang Dwi Anggono mengatakan data center Indonesia harus dikelola secara profesional mulai dari sisi kelistrikan, pembiayaan hingga SDM harus terpenuhi. Mengenai SDM pengelola Pusat Data terdiri atas enam elemen penting. Di antaranya Pimpinan/manajer TI, ahli Quality Control & Insurance, ahli Software Define Data Center, ahli mekanikal, ahli kelistrikan, dan ahli Asset & Facility Management.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2018 terdapat sebanyak 2.700 pusat data (data center) yang ada di seluruh Indonesia. Namun, hanya 3% dari data center tersebut sudah membuat standar internasional dan memiliki potensi terjadinya data leaked (data bocor) sebesar 65%.
Saat ini, ada lebih dari 80 commercial data center di Indonesia dengan luas kurang lebih mencapai 185.000 meter persegi. Terdapat di lebih dari 20 provinsi dengan total presentase yang digunakan kurang dari 60% serta total investasi mencapai US$ 500 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News