Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, berkomitmen dalam mendorong ekspor produk lokal UMKM Indonesia terus mendunia. Di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung dari tanggal 15-19 Oktober 2025, Indonesia Eximbank menampilkan produk UMKM binaan yang sudah memiliki pasar ekspor yang tinggi.
PT. Mandala Prima Makmur, salah satu UMKM binaan yang merasakan manfaat bantuan dari Indonesia Eximbank. Direktur PT. Mandala Prima Makmur Susi Julianti bercerita, berawal dari usaha kecil pada tahun 2001, PT Mandala Prima Makmur perlahan menapaki jejak panjang hingga kini menjadi salah satu eksportir produk olahan kakao asal Indonesia yang sukses ekspor ke berbagai negara.
Mandala Prima Makmur membuktikan bahwa konsistensi, inovasi, dan keberanian mengambil peluang menjadi kunci utama dalam mengembangkan bisnis di pasar global. Dari sekadar berdagang produk kakao, Mandala Prima Makmur kini mampu mengekspor cocoa powder ke sejumlah negara seperti Mesir, Turki, Aljazair, hingga Bangladesh.
Langkah awal perusahaan menembus pasar ekspor dimulai pada 2019, ketika PT Mandala Prima Makmur mulai serius memasarkan produknya ke luar negeri. “Dari situ ternyata berjalannya waktu ekspor cocoa powder juga berkembang. Hampir semua kontrak ekspor yang kami jalankan kini bersifat eksisting,” ujar kepada Tim Kontan dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, di ICE BSD Tangerang pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Ia memanfaatkan pameran luar negeri menjadi pintu besar bagi perusahaan memperluas jejaring dan menemukan calon pembeli baru. Dari ajang pameran itulah, perusahaan banyak menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan mitra luar negeri. “Kami bersyukur, setiap kali ikut pameran pasti membawa hasil,” katanya.
Menariknya, bahan baku yang digunakan seluruhnya bersumber dari dalam negeri. Susi mengungkapkan, sebagian besar pasokan kakao diperoleh dari Makassar dan wilayah sekitar Sulawesi. “Dulu hampir semua bahan dari Sulawesi, tapi saat krisis kakao sempat susah juga. Namun semua tetap lokal,” ujarnya.
Susi menyebutkan, menjaga kualitas dan hubungan baik dengan pembeli menjadi rahasia utama keberhasilan ekspor perusahaannya. “Kita jangan cuma jualan, tapi juga jadi teman dan problem solver bagi pembeli. Kalau ada masalah, jangan kabur. Cari solusi bersama,” sebut Susi.
Baginya, kepercayaan adalah fondasi yang paling berharga dalam bisnis ekspor. Sekali kehilangan kepercayaan, hubungan jangka panjang dengan mitra bisa terputus.
Dalam proses ekspansi usahanya, PT Mandala Prima Makmur juga mendapat dukungan penting dari Indonesia Eximbank. Susi berkata, bantuan pembiayaan dari lembaga ini sangat membantu perusahaan meningkatkan kapasitas produksi, khususnya dalam pengadaan mesin baru. Mesin baru yang dibeli bahkan membuat kapasitas produksi meningkat dua hingga tiga kali lipat.
“LPEI memberikan garansi selama proses pembelian dan pemasangan mesin. Jadi kami bisa fokus dulu pada instalasi dan peningkatan kapasitas produksi,” kata Susi.
Tak hanya soal pembiayaan, bunga pinjaman dari Indonesia Eximbank yang kompetitif, sehingga meringankan beban perusahaan yang tengah bertumbuh. Program ini, kata Susi, termasuk dalam skema pembiayaan berbasis ekspor yang mendorong perusahaan untuk menembus pasar non-tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan. “Kalau tanpa LPEI mungkin kami tidak bisa tumbuh secepat ini,” ujarnya.
Ekspansi dan bantuan Indonesia Eximbank kini membuahkan hasil nyata. PT Mandala Prima Makmur dapat mempekerjakan sekitar 90 karyawan yang sebagian besar merupakan warga lokal. Susi bangga perusahaannya bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Ke depan, ia menargetkan peningkatan kualitas produk dengan memperkuat aspek traceability dan digitalisasi proses produksi. Ia berharap langkah itu bisa memperluas penetrasi pasar sekaligus meningkatkan daya saing kakao Indonesia di kancah global.
“Coklat itu rasa universal. Hampir semua orang di dunia suka cokelat. Jadi peluang selalu ada, tinggal bagaimana kita menjaga kualitas dan kepercayaan,” ucap Susi.
Sebelumnya, Business Ecosystem dan Partnership Dept. Head Indonesia Eximbank Agnes Rahadian menjabarkan, Indonesia Eximbank mendapat mandat berupa Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dari pemerintah untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi bagi transaksi ekspor yang sulit secara komersial namun strategis bagi perekonomian nasional.
Total alokasi dana PKE mencapai Rp13,7 triliun, mencakup lima program utama yaitu PKE Kawasan (Rp2,6 triliun), PKE UKM (Rp2 triliun), PKE Trade Finance (Rp2,5 triliun), PKE Alat Transportasi (Rp1,5 triliun), dan PKE Farmasi & Alat Kesehatan (Rp500 miliar). Indonesia Eximbank pun mendorong eksportir untuk memanfaatkan PKE untuk ekspansi bisnis dan ekspor.
Lebih lanjut, hingga September 2025, PKE telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp9,67 triliun dan mendukung ekspor ke 54 negara tujuan, termasuk 15 negara di Amerika Latin seperti Brasil, Argentina, dan Cile. Melalui skema ini, sejumlah produk Indonesia telah menembus pasar Brasil, di antaranya minyak nabati, crumb rubber, furnitur, dan rempah-rempah.
Indonesia Eximbank juga memberikan jaminan dan asuransi kepada UMKM yang memanfaatkan bantuan kredit untuk peningkatan ekspor. “Penjaminan itu adalah komitmen dari bank buat menggaranti atau menjamin kepentingan finansialnya. Kalau asuransi mencakup trade-free insurance, atau proteksi hutang dagang dan asuransi gagal ekspor,” ungkap Agnes dalam diskusi TEI 2025 bertajuk business forum bertema BRICS Market Deep Dive: Menembus Brazil dan Afrika Selatan, ICE BSD, Tangerang pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Selanjutnya: APPI Sebut Pembiayaan Produktif Jadi Penopang Pertumbuhan Industri Multifinance
Menarik Dibaca: Review Samsung A34 Andalkan MediaTek Dimensity 1080 & Penyimpanan Sampai 256 GB!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News