kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Indonesia impor minyak 300.000 barel per hari


Rabu, 21 Agustus 2013 / 12:38 WIB
Indonesia impor minyak 300.000 barel per hari
ILUSTRASI. Buka 9 April, Ini Alur Pendaftaran Calon Mahasiswa Sekolah Kedinasan Tahun 2022.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, pemerintah akan terus berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan bakar minyak (BBM). Sebagai gantinya, pemerintah akan fokus mengembangkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

Ia menjelaskan, setiap hari Indonesia mengimpor BBM sebanyak 300.000 barrel minyak baik untuk kegiatan listrik maupun transportasi. Padahal Indonesia bisa memakai bahan bakar lain sehingga tidak tergantung dengan BBM tersebut.

"Target ke depan itu, nomor satu, kalau bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap BBM," kata Susilo saat memberi sambutan acara Indonesia EBTKE Conex 2013 Conference and Exhibition di Jakarta Convention Center, Rabu (21/8/2013).

Susilo berharap masyarakat Indonesia nanti bisa memakai bahan bakar biodiesel khususnya dari kelapa sawit (CPO) atau minyak-minyak lainnya. Pihaknya menargetkan bisa memproduksi biodiesel itu sebanyak 100.000 barrel minyak per hari.

"Kalau kita melaksanakannya, harga CPO pasti naik dan industri penunjang dapat dilaksanakan dengan baik," tambahnya.

Begitu juga pengembangan energi listrik dari panas bumi dan air. Secara pelan-pelan, pemerintah juga menggalakkan potensi tersebut untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap BBM.

Untuk energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE) ini, pemerintah menargetkan kebijakan energi nasional bisa mencapai 22 persen. Hingga saat ini, komitmen untuk EBTKE masih hanya 6 persen.

"Sehingga forum ini sangat penting untuk memastikan dan mendata rencana pemerintah untuk mencapai target tersebut bisa terjadi, seperti perizinan, finansial, dan tantangannya," jelasnya. (kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×