kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia inisiasi kolaborasi pemerintah dan bisnis dalam ketahanan pangan di Asia


Kamis, 09 Januari 2020 / 23:17 WIB
Indonesia inisiasi kolaborasi pemerintah dan bisnis dalam ketahanan pangan di Asia
ILUSTRASI. Indonesia inisiasi kolaborasi pemerintah dan bisnis dalam ketahanan pangan di Asia lewat ASAFF 2020.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1%-1,2%, sehingga dalam beberapa tahun ke depan penduduk dunia bakal mencapai 8 miliar jiwa dan tahun 2030 sekitar 8,5 miliar penduduk. Pada tahun 2100 penduduk dunia akan mencapai 10,9 miliar orang.

“Kawasan Asia memiliki kontribusi terbesar dalam jumlah penduduk dunia. Jumlah penduduk Asia sebesar 4,6 miliar jiwa,” tegasnya. 

Sektor pertanian adalah penyumbang GDP terbesar di kawasan Asia dan menjadi bagian strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan Asia. 

“Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia. Indonesia, salah satunya, sedang mengembangkan bio-energy, antara lain mengembangkan bahan bakar Bio Solar B30, dimana sebanyak 30% dalam bahan bakar minyak tersebut bersumber dari pertanian,” papar Moeldoko.

Baca Juga: Kementan catat total luas lahan baku sawah saat ini sebesar 7,46 juta hektare

Moeldoko juga memaparkan ASAFF 2020 berusaha mengurai permasalahan-permasalahan tersebut, khususnya terkait dengan sektor pertanian dan ketahanan pangan di kawasan Asia. Melalui event pameran, konferensi, forum agrobisnis, diharapkan terjadi jalinan kerjasama antar negara dan antar bisnis di kawasan Asia.

Ketua Panitia ASAFF 2020, Rifqinizamy Karsayuda memaparkan, ASAFF 2020 terdiri dari konferensi, forum bisnis, dan pemeran pertanian Asia. Selain membahas peluang kolaborasi pertanian di kawasan Asia, juga mengusung potensi generasi muda terlibat dalam sektor pertanian melalui smart farming dan digital farming.

ASAFF 2020 menghadirkan keynote speakers Moeldoko dan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Mereka akan mengulas “Building Synergy and Agricultural Collaboration in Asia” dan “Indonesia toward National Self-Sufficient and Producer of Agriculture in Asia”.

Narasumber Asia lainnya akan hadir dalam sesi “Asian Government Collaboration for Better Farmers Welfare” dan “Uniqueness of Asian Agriculture to Improve Competitiveness in Global Market” serta “Millennial Farming: Digital Technology, Agriculture Productivity, and Supply Chain Ecosystem”.

Baca Juga: Kementan dan Kemendag Sinkronkan data pangan untuk acuan impor

ASAFF 2020 diharapkan juga mampu mencetak transaksi bisnis pertanian di kawasan Asia. Berdasarkan data ASAFF 2018, banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Asia yang menjajaki kerjasama antar korporasi membangun sinergi bisnis di kawasan Asia. “Diharapkan tahun ini apa yang sudah dijajaki bisa direalisasikan dalam aksi bisnis dengan kolaborasi strategis” jelas Rifqi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×