kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia-Kanada kerja sama vokasi industri


Jumat, 28 April 2017 / 14:47 WIB
Indonesia-Kanada kerja sama vokasi industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kanada tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang pendidikan vokasi industri dan sektor kelistrikan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai bertemu dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur.

Menperin menjelaskan, pada tahap awal, Kanada akan membangun pusat pendidikan di kawasan industri, salah satunya di Bintan, Kepulauan Riau. Pusat pendidikan ini akan fokus mengembangkan sektor perawatan dan perbaikan pesawat atau industri maintenance, repair and overhaul (MRO).

“Industri MRO tengah berkembang pesat di Indonesia, sehingga membutuhkan banyak SDM yang siap pakai,” kata Airlangga dalam keterangan pers (28/4).

Pendidikan vokasi khusus industri MRO ini akan membantu untuk memajukan sektor kedirgantaraan di Indonesia. Apalagi, industri MRO di dalam negeri baru mampu memenuhi 30% dari seluruh kebutuhan perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia.

Mengenai investasi di sektor kelistrikan, Airlangga menjelaskan, upaya tersebut akan mendorong proyek pembangunan tenaga listrik 35.000 megawatt yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. “Mereka menyatakan sanggup untuk berkontribusi dengan kapasitas sebesar 2x300 megawatt (MW) yang berbasis bahan bakar batu bara dan tenaga surya,” tuturnya.

Hingga saat ini, Kanada merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan menempati peringkat ke-20 investor terbesar di dalam negeri. Pada tahun 2016, investasi Kanada di Indonesia mencapai US$ 99,8 juta untuk 81 proyek. Kanada berpotensi menjadi entry point strategis bagi pengembangan ekspor Indonesia di kawasan Amerika, karena Kanada merupakan anggota North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Ekspor utama yang terus dikembangkan Indonesia ke Kanada adalah produk karet dan tekstil. Untuk itu, Kemenperin meminta kerja sama fasilitasi pedagangan dan Mutual Recognition Arrangement di bidang standardisasi. Selain itu, Indonesia berharap kepada Kanada agar dapat membuka pasar domestiknya untuk produk andalan Indonesia, seperti karet, kertas, mebel, elektronik, alas kaki, kopi, dan teh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×