Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat terdampak pandemi covid-19, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dalam waktu dekat akan segera merevisi target pendapatan dan laba bersih di tahun ini. Pasalnya pada semester I/2020, IPCC membukukan kerugian Rp 237,78 juta.
“Kami mengalami kerugian pada semester I/2020 karena pada April dan Mei kapasitas terpakai di terminal hanya 25%-30%. Selain itu pemberlakuan PSAK 71 dan 73 juga berdampak besar,” kata Direktur Komersial Indonesia Kendaraan Terminal Arif Isnawan saat Paparan Publik Perseroan, Selasa (4/8).
Arif mengatakan, standar akuntansi anyar itu juga membuat biaya amortisasi perseroan membengkak menjadi R p35 miliar. Menurutnya hal itu membuat beban tambahan di catatan keuangan menjadi besar. Biaya amortisasi meliputi biaya sewa dan lainnya.
Oleh sebab itu, perseroan dalam waktu dekat akan mengumumkan revisi target pendapatan dan laba bersih. Hal itu sejalan dengan proyeksi dari produsen otomotif yang berencana mengurangi produksi.
Baca Juga: IPCC mencatat penurunan jumlah kargo kendaraan pada Juni 2020
“Pasti akan ada revisi target dalam waktu dekat tapi sekarang masih dalam proses. Kami telah melakukan roadshow ke produsen mobil yang menyatakan akan ada koreksi produksi dan pasti berimbas pada pendapatan kami. Sekarang mereka sudah mulai berproduksi tapi belum full day, mereka masih berproduksi separuh dan beberapa produsen mobil mengatakan akhir tahun ini mungkin bisa full recovery,” jelasnya.
Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya memproyeksikan realisasi penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada 2020 terkontraksi sekitar 40% hingga 50% atau hanya mencatatkan penjualan sebanyak 600.000 unit.
pada Semester I-2020, Bottom line atau profit PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mengalami koreksi menjadi rugi secara pencatatan menjadi Rp 237,78 juta dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang masih tercatat laba Rp 90,57 miliar.
"Periode kuartal kedua merupakan periode di mana kinerja kami terkena dampak, baik dari dalam maupun luar negeri dengan adanya pembatasan kegiatan usaha manufaktur kendaraan hingga pertambangan yang berimbas pada pelayanan bongkar muat di terminal kami sehingga secara akumulasi di semester pertama tahun ini akan terlihat penurunan," kata Arif.