kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Indonesia Resmi Pimpin AFTEX, Peluang Kebangkitan Industri Tekstil ASEAN


Senin, 03 Maret 2025 / 04:15 WIB
Indonesia Resmi Pimpin AFTEX, Peluang Kebangkitan Industri Tekstil ASEAN
ILUSTRASI. Seorang buruh memakai masker saat melakukan pekerjaannya di pabrik Ngoc Nu yang membuat selimut, bantal dan kasur untuk pasar lokal setelah pemerintah melonggarkan penguncian secara nasional akibat wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Hanoi, Vietnam, Senin (1/6/2020). REUTERS/Kham


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menerima tongkat kepemimpinan ASEAN Federation of Textile Industries (AFTEX) dari Kamboja dalam acara serah terima yang digelar di Phnom Penh pada 28 Februari 2025. 

Selama dua tahun ke depan, Indonesia akan memegang presidensi organisasi ini, yang beranggotakan negara-negara ASEAN seperti Kamboja, Singapura, Thailand, Laos, Myanmar, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.  

Baca Juga: Luhut Sebut Industri Tekstil dan Alas Kaki Perlu Direvitalisasi

Meskipun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tengah menghadapi tantangan berat akibat banjir impor produk jadi dan lemahnya regulasi perlindungan industri padat karya, pelaku usaha tetap optimis terhadap pertumbuhan sektor ini di masa depan. 

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa, yang kini menjabat sebagai Presiden AFTEX, menilai bahwa kondisi serupa juga dialami oleh beberapa negara anggota lainnya.  

"Situasi yang dihadapi Indonesia saat ini juga terjadi di negara-negara lain. Namun, dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, kita optimis industri TPT nasional akan kembali membaik," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (2/2).

Direktur Eksekutif API, Danang Girindrawardana, yang turut hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa kepemimpinan Indonesia di AFTEX harus menjadi momentum bagi pemerintah, dunia usaha, dan pekerja industri TPT untuk bersinergi dalam memperbaiki ekosistem industri.  

"Kita melihat bagaimana negara-negara produsen tekstil dan garmen lainnya berjuang keras menyesuaikan regulasi mereka agar tetap kompetitif secara global. Indonesia juga harus terus berbenah untuk menjaga industri padat karya ini agar dapat menyerap tenaga kerja yang terus bertambah setiap tahunnya," jelas Danang.  

Baca Juga: Ekonom Sebut Industri Tekstil Makin Tak Berdaya, Saling Sikut Agar Tak Mati

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri tekstil dan fashion dunia. "Yang perlu kita lakukan adalah mengarahkan perhatian dan strategi ke arah peningkatan produktivitas dan citra industri yang lebih baik," tambahnya.  

AFTEX sendiri merupakan federasi yang mendorong kerja sama dan kolaborasi antarnegara ASEAN dalam pengembangan industri tekstil dan garmen. Jemmy Kartiwa dalam sambutannya secara virtual menekankan pentingnya kolaborasi global dalam mendorong pertumbuhan sektor ini.  

"Tidak ada satu negara pun yang mampu mengembangkan ekonominya sendiri tanpa kerja sama dengan negara lain, terutama di industri tekstil dan garmen," pungkasnya.

Sebagai presidensi AFTEX, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan antarnegara ASEAN produsen tekstil dan garmen mulai tahun 2025. Pertemuan ini akan menjadi forum penting untuk membahas strategi industri TPT di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Selanjutnya: OJK Belum Berencana Buka Moratorium Fintech Lending, Ini Kata Pengamat

Menarik Dibaca: Kumpulan Promo A&W Super Deals 1-31 Maret 2025, Paket Aroma Chicken Hemat Banget

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×