Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu penyelesaian nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia. Langkah ini dilakukan melalui Indonesia–Russia Business Forum dan Business Matching yang berlangsung di Moscow, Rusia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja ke Rusia pada Senin (8/12/2025) untuk menghadiri agenda tersebut. Menperin juga menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia, Anton Alikhanov.
Agus menyampaikan kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia memasuki babak baru yang lebih konkret dan terarah. "Berbagai topik bilateral telah kami bicarakan seperti penguatan kerja sama pada industri manufaktur, halal, teknologi nirawak, dan lainnya. Penandatanganan serta finalisasi MoU ini menjadi landasan penting untuk memperluas kolaborasi teknologi, riset, dan penguatan daya saing industri nasional,” kata Agus dalam rilis yang disiarkan pada Selasa (9/12/2025).
Hasil dari pertemuan ini antara lain mencapai kesepakatan dua perjanjian kerja sama berupa MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos, serta MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding.
Baca Juga: Ini Respon Kemenperin Pasca PMI Manufaktur November 2025 Naik ke 53,3
MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos merupakan kolaborasi dalam penelitian ilmiah mengenai penggunaan krisotil yang aman. Sebagai bagian dari kerja sama ini, sebelumnya dua tenaga laboratorium asal Indonesia telah mengikuti pelatihan yang didukung oleh Pemerintah Rusia pada September 2024.
Sementara itu, MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding mengatur kerja sama di sektor industri galangan kapal. Menperin berharap kolaborasi yang terjalin melalui perjanjian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi signifikan bagi pengembangan industri galangan kapal di Indonesia maupun Rusia.
Capaian lain dalam Business Matching ini adalah penandatanganan MoU oleh Himpunan Kawasan Industri (HKI) dengan dua mitra strategis Rusia, yaitu Association of Industrial Parks of Russia (AIP) dan Foreign Trade Centre (FTC).
MoU tersebut mencakup penguatan kerja sama pengembangan kawasan industri, pertukaran informasi investasi, peningkatan kapasitas manajemen zona industri, serta penjajakan proyek co-development antara pelaku industri Indonesia dan Rusia. MoU ini diharapkan menjadi fondasi baru bagi integrasi rantai pasok dan perluasan investasi melalui konektivitas antar-kawasan industri kedua negara.
Persiapan Menjelang Innoprom 2026
Indonesia–Russia Business Forum dan Business Matching ini menjadi bagian dari rangkaian persiapan pameran industri internasional bertajuk Industrial International Exhibition (Innoprom) 2026. Indonesia merupakan negara mitra (partner country) dalam penyelenggaraan Innoprom 2026.
Selain persiapan menjelang Innoprom 2026, Indonesia–Russia Business Forum & Business Matching juga menjadi wadah untuk menyelaraskan agenda strategis yang telah dibangun sepanjang 2025, termasuk pertemuan BRICS Industry Ministers Meeting di Brasilia. Dalam forum ini, Menperin menyatakan Indonesia dan Rusia memiliki kesesuaian agenda pada dua platform utama yaitu Innoprom 2026 dan Forum BRICS.
Baca Juga: Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), Usung Empat Pilar
Agus lantas mengingatkan pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin pada Juni 2025 di St. Petersburg. Menurut Agus, pertemuan tersebut membuka ruang baru bagi pendalaman kerja sama industri, perdagangan, dan investasi.
Sebagai informasi, total perdagangan bilateral non-migas antara Indonesia - Rusia mencapai US$ 3,9 miliar pada tahun 2024. Jumlah ini mencerminkan kenaikan 18,69% sejak tahun 2020.
Hingga Oktober 2025, nilai tersebut kembali naik menjadi US$ 4,04 miliar. Sedangkan investasi Rusia di Indonesia pada 2024 tercatat sebesar US$ 262,7 juta. “Indonesia siap bekerja lebih erat dengan mitra Rusia untuk mewujudkan pertumbuhan industri yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” tandas Agus.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Kinerja Industri Manufaktur, Berikut Rincian Sub-Sektornya
Selanjutnya: Kinerja Emiten Diproyeksikan Tertekan Pada 2025, Ini Penjelasan IHSG Masih Melaju
Menarik Dibaca: Ada Lazada 12.12 Promo Habis-Habisan, Berlangsung Mulai 11 hingga 14 Desember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













