Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) kian serius menggenjot bisnis pusat perbelanjaan sebagai penopang pendapatan berulang.
Tahun ini, perusahaan menargetkan kontribusi segmen komersial bisa mencapai 35% dari total pendapatan. Angka ini relatif stabil dibanding porsi historis yang berada di kisaran 30%–40%.
Surina, Direktur & CFO PT Indonesian Paradise Property Tbk mengatakan strategi ini dijalankan di tengah tantangan pelemahan daya beli dan fenomena Rojali Rohana (rombongan jarang beli, nongkrong hanya nanya).
Baca Juga: Paradise Indonesia (INPP) Gelontorkan Rp250 Miliar untuk Perluasan 23 Paskal
“Ke depan, kami ingin menjaga komposisi segmen komersial tetap di kisaran 35%, dengan sisanya berasal dari hotel dan penjualan properti,” ujarnya saat ditemui usai peresmian 23 Paskal di Bandung, Selasa (23/9/2025).
Menurut Surina, keunggulan pusat belanja milik INPP terletak pada posisinya sebagai lokasi pilihan bagi tenant-tenant baru.
"Mall kami biasanya menjadi tempat pembukaan pertama brand baru di kota. Misalnya di Bandung, Bali, atau Jogja, karena traffic pengunjungnya paling tinggi. Itu yang membuat tenant selalu menempatkan outlet perdana di properti kami,” jelasnya.
Hingga kini, Bali masih menjadi kontributor terbesar untuk segmen ritel, khususnya melalui Beachwalk Shopping Center yang menguasai porsi terbesar dari total pendapatan mal INPP. Sementara perluasan 23 Paskal Shopping Center di Bandung tahun ini diharapkan mampu memperkuat kontribusi dari Jawa Barat.
Baca Juga: Indonesia Paradise Property (INPP) Jaga Okupansi Bisnis Hotel
Meski fenomena Rojali Rohana dianggap mencerminkan pelemahan daya beli, Surina menilai dampaknya tidak sepenuhnya negatif.
"Kalau dilihat, orang masih tetap datang ke mal. Mungkin spending-nya lebih selektif. Karena itu strategi kami adalah menghadirkan lebih banyak event untuk menjaga traffic, serta memperbanyak specialty store yang lebih relevan dengan tren belanja saat ini,” paparnya.
Surina menekankan, model bisnis specialty store yang dominan di portofolio mal milik INPP justru lebih tangguh pasca-pandemi dibanding department store.
"Specialty store memang menarik pelanggan yang tidak selalu datang dengan tujuan membeli, tapi akhirnya belanja karena experience. Hal ini membuat yield sewa per meter persegi lebih tinggi,” katanya.
Ke depan, INPP masih akan melanjutkan ekspansi di kota-kota besar dengan konsep lifestyle mall. Surina menegaskan bahwa recurring income dari pusat perbelanjaan akan tetap menjadi pilar penting dalam strategi jangka panjang perusahaan.
Selanjutnya: CNAF Sambut Positif Penurunan BI-Rate, Gunakan Risk Based Pricing dalam Pembiayaan
Menarik Dibaca: 10 Kebiasaan Hidup Minimalis Bisa Menghemat Uang Tanpa Mengurangi Kualitas Hidup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News