Reporter: Albertus Prestianta |
JAKARTA. Produsen kemasan PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk, gencar mengembangkan pasar dengan memunculkan produk-produk baru jenis high end untuk melayani pasar eksklusif. "Belum banyak pemain yang mengembangkan produk-produk high end," ungkap Henry Halim, Presiden Direktur perseroan saat paparan publik di Jakarta, Kamis (21/6).
Produk high end yang dimaksud antara lain adalah produk dengan technical barrier atau spesifikasi khusus. Manajemen Indopoly menjelaskan, produk high-end punya keunggulan yaitu harga stabil menghadapi perubahan harga bahan baku.
Maklum, produk plastik kemasan merupakan turunan dari minyak mentah yang harganya dapat bergerak berfluktuasi sesuai mekanisme pasar. Henry mengatakan, untuk dapat mengembangkan produk high end pihaknya terus melakukan pengembangan dan penelitian agar dapat mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Di tahun ini, perseroan telah memperkenalkan sejumlah produk high-end seperti thermal lamination films yang merupakan film ramah lingkungan yang memungkinkan proses laminasi film dengan kertas tanpa menggunakan perekat kimia, high barrier metalized films yang merupakan kemasan yang mampu menghambat kelembaban udara sehingga umur produk yang dikemas lebih panjang dan beberapa produk lain.
Pengembangan produk high-end ini merupakan upaya perseroan ini meraih keuntungan yang lebih besar. "Kami menyasar pasar eksklusif dengan harga sesuai sehingga margin laba bisa lebih tinggi," kata Henry.
Fransiska Putri, Investor Relations Manager perseroan mengatakan, hingga akhir tahun 2011, kontribusi penjualan produk high end terhadap total pendapatan sebesar 40% sementara sisanya adalah produk komoditas plastik kemasan biasa. "Target kami 2013 kontribusi high end naik menjadi 60%," katanya.
Diversifikasi produk
Di samping memperkuat produk high end, perseroan ini juga mengoperasikan lini produk baru melalui pabrik biaxially oriented polyster (Bopet). Investasi pengembangan Bopet ini telah dilakukan sejak tahun 2011 dan tahun ini sudah dapat beroperasi penuh.
Pengoperasian lini produk Bopet ini merupakan upaya mendiversifikasi produk secara horizontal dengan menawarkan pilihan yang lebih beragam kepada pelanggan. Bopet berproduksi komersial Oktober 2011 memiliki kapasitas 20.000 ton per tahun.
Henry yakin, dengan pengoperasian lini produksi Bopet akan memperkuat landasan perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depannya. Perseroan ini juga banyak mengembangkan produk plastik biaxially oriented polypropylene (BOPP).
Dengan adanya Bopet, total kapasitas produksi perseroan saat ini mencapai 100.000 ton per tahun yang berasal dari tiga pabrik yang berlokasi di Purwakarta,Jawa Barat; Suzhou, Jiangsu, China dan Kunming, Yunnan, Cina.
Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capex Rp 47 miliar. Maria Indra, Direktur Keuangan Indopoly, menjelaskan, hingga saat ini perseroan telah merealisasikan capex sebesar 55% dari capex tersebut untuk menyempurnakan pabrik yang sudah ada dan memperbaharui mesin.
Dengan semua rencana itu, pihak manajemen optimis kinerja keuangan tahun 2012 dapat tumbuh 14% menjadi
Rp 2,1 triliun, sementara laba kotor ditargetkan Rp 365 miliar, naik 19% daripada laba kotor tahun 2011. Sedangkan laba bersih diperkirakan dapat mencapai angka Rp 70 miliar atau tumbuh 40% dibanding tahun lalu. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News