kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indosat tender satelit di kuartal II


Senin, 09 Maret 2015 / 20:57 WIB
Indosat tender satelit di kuartal II


Reporter: Merlinda Riska | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) semakin mematangkan rencana untuk meluncurkan satelit pengganti satelit Palapa D. Operator seluler ini akan membuka seleksi untuk membuat satelit ini pada kuartal dua tahun ini.

President Director & CEO Indosat Alexander Rusli menyatakan, perseroan akan mencari pihak yang paling bagus menawarkan biaya paling murah. Alex bilang, Indosat saat ini masih membahas spesifikasi satelit dan siap merilis dokumen seleksinya. "Kami baru mau rilis dokumen seleksi, diharapkan tender bisa dilakukan pada kuartal dua tahun ini," kata Alex, Senin (9/3).

Sejatinya, satelit Palapa D yang saat ini berada di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) memiliki masa aktif sampai 2020. Namun, Indosat  belajar dari pengalaman kehilangan hak kelola slot orbit 150,5 derajat BT karena hak kelolanya diberikan ke BRI. "Mulai tender manufaktur, perancangan desain, pembangunan, hingga pemilihan launcher setidaknya perlu waktu tiga tahun. Kami harus bergerak cepat agar bisa meluncurkannya pada 2019," jelas Alex.

Alex mengatakan, satelit ini nantinya sebagin besar akan disewakan dan sebagian lainnya akan dipakai sendiri. Namun, dia belum bisa pastikan berapa banyak persentase yang disewakan dengan yang dipakai sendiri. Yang jelas, satelit ini akan lebih besar dan memiliki transponder lebih banyak dari yang sebelumnya.

Lantaran kapasitas satelit lebih besar, dana yang dibutuhkan untuk membangun satelit baru ini mencapai lebih dari US$ 200 juta. Meski begitu, Alex mengatakan, Indosat akan mengupayakan biaya peluncuran lebih murah. Demikian pula, biaya unit transponder diusahakan lebih murah.

Untuk itu, Indosat akan mencari mitra peluncur yang akan bersama-sama meluncurkan satelit. Dengan begitu, biaya peluncuran satelit bisa ditekan sehingga lebih efisien. Nah, manufaktur dan pihak peluncur itu nantinya akan menentukan pendanaan satelit. Sebab, pendanaan satelit biasanya berasal dari negara asal pembuat dan peluncur satelit.

Asal tahu saja, satelit Palapa D diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis sebagai pengganti satelit Palapa C2 yang telah selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

Palapa D melayani cakupan area seluruh Indonesia, negara-negara ASEAN, sebagian negara di Asia, Timur Tengah dan Australia. Satelit ini dilengkapi dengan 24 transponder C-band standard, 11 transponder C-band extended dan 5 transponder Ku-band sehingga satelit ini diperkirakan memiliki total massa 4100 kg saat diluncurkan, dengan daya sebesar 6 kW.

Sebanyak 24 transponder C-Band utama Palapa D bekerja di frekuensi 5.9 GHz- 6.4 GHz (uplink) dan 3.7 GHz-4.2 GHz (downlink), sedangkan 11 transponder C-Band extended-nya bekerja di frekuensi 6.4 GHz-6.7 GHz (uplink) dan 3.4 GHz-3.7 GHz (downlink). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×