kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri Alat Berat Diperkirakan Tumbuh 20% Tahun ini


Selasa, 02 Maret 2010 / 17:09 WIB
Industri Alat Berat Diperkirakan Tumbuh 20% Tahun ini


Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Test Test


JAKARTA. Bergairahnya kembali industri agro dan pertambangan setelah pulih dari krisis, mendorong sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis alat berat kian agresif menjalankan ekspansi usaha. Selain mengerek target, mereka juga mulai aktif meluncurkan produk baru.

United Tractors (UT) misalnya. Distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia ini Selasa (2/3) meluncurkan tiga tibe baru excavator. Ketiga tipe excavator tersebut diklaim sebagai yang pertama di Indonesia yang menggusung teknologi Komtrax. Sebuah sistem berbasis web yang dikembangkan untuk memantau kondisi armada unit berat secara real time.

Dengan bandrol harga berkisar US$ 110.000 hingga US$ 120.000 escavator seri PC untuk kebutuhan pertambangan maupun agro industri tersebut diprediksi bisa menyumbang duapertiga dari total penjualan United Tractors.

"Kami menargetkan bisa meraih pangsa pasar sekitar 47% dari total permintaan nasional yang diprediksi berkisar 7.000 hingga 8.000 unit tahun ini," kata Paulus Bambang WS Vice President Director PT United Tractors Tbk (2/3).

Paulus mengungkapkan, aktifnya kembali sektor pertambangan serta perkebunan sejak kuartal terakhir 2009 akan mulai terasa manfaatnya terhadap industri alat berat di tahun 2010 ini. "Inden untuk beberapa produk pun mencapai 2 hingga 3 bulan," cetusnya.

Hingga akhir tahun 2009, UT mencatat volume penjualan alat berat Komatsu sebanyak 3.111 unit. Angka tersebut turun sekitar 28% dari pencapaian di tahun 2008. Direktur Keuangan UT, Gidion Hasan mengatakan penuruanan penjualan tahun lalu terjadi hampir di semua lini industri. "Krisis sempat melumpuhkan industri pertambangan, agro, maupun infrastruktur tahun lalu," terangnya. UT sendiri optimis tahun ini permintaan akan menanjak dibandingkan 2009. "Paling tidak naik 15% hingga 20% dari tahun lalu," tandas Paulus.

Optimisme UT tersebut didukung pula dengan warehouse Komatsu yang tak lagi mengandalkan Singapura, Menurut Paulus sejak 2007 lalu warehouse tersebut telah berpindah ke Balikpapan. "Sekarang sudah beroperasi maksimal, jadi layanan pada pelanggan khususnya yang banyak ada di Kalimantan jadi lebih efisien," cetusnya.

Paulus menyebutkan sektor pertambangan masih akan menjadi sektor yang paling besar penyerapannya terhadap alat berat.Makanya, UT yang tahun 2009 lalu membukukan laba bersih Rp 3,82 triliun dengan pendapatan bersih Rp 29,24 triliun optimis tahun 2010 ini revenue growthnya bisa tumbuh 10% hingga 15%.

Optimisme serupa juga dirasakan PT Intraco Penta Tbk. Perusahaan alat berat ini pun optimis bisnisnya makin cemerlang tahun ini. "Kami menargetkan sekitar 500 unit dari berbagai jenis alat berat bisa terjual tahun ini," kata Fred L. Manibog, Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk. Dengan target tersebut, Intraco optimis pendapatannya pun bisa mencapai Rp 1,2 triliun atau ditargetkan naik hingga 20% tahun ini.

Ketua Umum Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan industri alat berat tahun ini dipastikan akan pulih. "Tidak akan sebooming 2008, tapi pasti lebih baik dari 2009," ujar Dewo.

Dewo melihat produksi alat berat di dalam negeri pun akan membaik seiring dengan peningkatan utilisasi produksi di dalam negeri. Ia menyebutkan merosotnya produksi dalam negeri tahun lalu merupakan imbas dari berlebihnya pasokan dunia dari hasil produksi tahun 2008.

Namun melihat pasar pertambangan, perkebunan, dan infrastruktur yang mulai bergairah kembali, Ia yakin permintaan alat berat bisa meningkat hingga berkisar 7.000 hingga 8.000 unit tahun ini. "Paling tidak 50%nya bisa dipenuhi oleh industri dalam negeri," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×