kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.351   86,00   0,56%
  • IDX 7.819   6,70   0,09%
  • KOMPAS100 1.189   4,64   0,39%
  • LQ45 962   3,08   0,32%
  • ISSI 227   0,54   0,24%
  • IDX30 492   3,00   0,61%
  • IDXHIDIV20 591   0,80   0,14%
  • IDX80 135   0,68   0,51%
  • IDXV30 138   -0,30   -0,21%
  • IDXQ30 164   0,67   0,41%

Industri Ban Nasional Masih Diliputi Ketidakpastian


Senin, 09 September 2024 / 21:30 WIB
Industri Ban Nasional Masih Diliputi Ketidakpastian
ILUSTRASI. Industri ban nasional dihadapkan dengan tantangan berat sepanjang tahun 2024. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ban nasional dihadapkan dengan tantangan berat sepanjang tahun 2024. Permintaan yang menurun dan masalah terkait kemudahan usaha membuat pebisnis ban kesulitan mempertahankan kinerjanya.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan, ketidakpastian ekonomi dan pelemahan daya beli cukup mempengaruhi permintaan ban baru di pasar. 

Para produsen ban nasional juga berhadapan dengan sejumlah persoalan pelik seperti sulitnya mengakses bahan baku di dalam negeri, ketidakjelasan aturan standarisasi komponen dan produk, hingga harga gas yang mahal. Maklum, ban tidak termasuk sektor industri yang menikmati program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dari pemerintah.

Baca Juga: Hankook Tire Global Catat Kenaikan Penjualan 2,4% pada Kuartal II 2024

Padahal, lanjut Aziz, persaingan pasar ban semakin ketat seiring adanya perjanjian perdagangan bebas antar negara ASEAN yang memungkinkan produk ban dari negara-negara Asia Tenggara bisa masuk ke Indonesia dengan harga murah. 

"Sulit bagi produsen ban nasional untuk bersaing kalau harga gasnya mahal dan biaya operasionalnya tinggi," kata dia, Minggu (8/9).

Bahkan, bukan tidak mungkin produsen ban global yang ada di Indonesia memutuskan hengkang ke negara lain yang dapat memastikan kemudahan usaha dan persaingan bisnis yang sehat.

Sebagai pengingat, produsen ban asal Korea Selatan yaitu Hung-A telah menutup pabriknya di Cikarang, Jawa Barat sehingga menimbulkan PHK sebanyak 1.500 karyawan pada awal 2024. Mereka disebut-sebut pindah ke Vietnam.

PT Bridgestone Tire Indonesia menambahkan, pelemahan kurs rupiah pada pertengahan 2024 juga menyulitkan pihak produsen ban di tengah kelesuaan pasar. Bridgestone sendiri masih harus mengimpor sekitar 50% bahan bakunya dari luar negeri.

Baca Juga: Multistrada (MASA) Ajukan Voluntary Delisting, Emiten Ban Michelin Bakal Go Private

Maka itu, Bridgestone berharap pemerintah dapat terus mendorong pengembangan produsen-produsen bahan baku ban lokal yang sesuai dengan standar di industri tersebut. 

"Kalau makin banyak vendor lokal yang berkualitas, pada akhirnya produsen akan lebih memilih beli bahan baku di dalam negeri," ujar Mukiat Sutikno, Managing Director Bridgestone Tire Indonesia, Senin (9/9).

Terlepas dari itu, Bridgestone tetap ekspansif dengan merilis model ban baru tahun ini yang disebut Dueler All-Terrain A/T 002. Ban ini ditujukan untuk mobil tipe SUV. Selain itu, Bridgestone juga terus memperkuat jaringan outlet di Indonesia untuk mendekatkan diri kepada para konsumen.

Selanjutnya: Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama Dunia pada 2027, Prajogo Pangestu 2028

Menarik Dibaca: Cara Mengatasi No Battery is Detected pada Laptop Tanpa Perlu Mengganti Baterai Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×