kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri ban sambut hangat wacana perluasan penyesuaian harga gas US$ 6 per mmbtu


Kamis, 13 Februari 2020 / 19:00 WIB
Industri ban sambut hangat wacana perluasan penyesuaian harga gas US$ 6 per mmbtu
ILUSTRASI. Pemerintah berencana memperluas penerapan penyesuaian harga gas sebesar US$ 6 per mmbtu. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah memperluas penerapan penyesuaian harga gas sebesar US$ 6 per mmbtu bagi sejumlah sektor industri menuai sambutan positif dari pelaku industri termasuk industri ban.

Asal tahu saja, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang bilang, penyesuaian harga gas juga mungkin diberikan pada sektor industri karet dan sektor lain di luar 7 sektor yang telah ditentukan dalam Peraturan Presiden No 40 Tahun 2016.

Baca Juga: Pemerintah optimistis capai target inflasi dikisaran 3% pada 2020

"Yang mendapatkan manfaat US$ 6 per mmbtu kan misalnya industri sarung tangan karet. Kami akan revisi jadi industri karet (juga masuk) tidak hanya sarung tangan. Karena karet semua butuh gas," ungkap Agus di Gedung DPR RI, Kamis (13/2).

Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengaku pihaknya menyambut positif langkah ini. "Memang harus, sudah kita minta itu karena selama ini gak ada," kata Azis ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Baca Juga: Kementerian Perindustrian buka opsi penyesuaian harga gas bagi sektor industri lain

Azis menjelaskan, selama ini industri ban menanggung biaya sebesar US$ 9,8 per mmbtu. Kendati komponen harga gas hanya berkontribusi sebesar 4% pada proses produksi, Agus mengungkapkan kebutuhan akan gas sebagai bahan baku memegang peranan penting.

Upaya substitusi dari gas ke batubara memang sempat dilakukan oleh salah satu anggota asosiasi, namun Agus menilai harga batubara cukup fluktuatif. "Selain itu, pelaku usaha ban lain masih menggunakan gas. Kalau tidak ada gas, semuanya tidak jalan," terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×