kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Industri batubara hadapi tantangan dari aspek pendanaan


Rabu, 01 Desember 2021 / 18:28 WIB
Industri batubara hadapi tantangan dari aspek pendanaan
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9/2021). Industri batubara hadapi tantangan dari aspek pendanaan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif  mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh industri batubara saat ini juga datang dari aspek finansial atau pendanaan.

"Beberapa bank di dunia tidak lagi mendanai pembangkit listrik berbahan bakar fosil termasuk batubara atau proyek yang berhubungan dengan batubara," jelasnya dalam webinar bertajuk “Dampak Perubahan Iklim Terhadap Batubara” pada Rabu (1/12). 

Irwandy memberikan beberapa contoh bank yang tidak lagi mendanai proyek batubara, yakni Asian Develpment Bank (ADB), Maybank, International Finance Corporation, dan bank yang berada di Korea Selatan, Jepang, dan Singapura. Adapun saat ini, Bank Credit Mutual yang berada di Perancis sudah 100% mengurangi investasi pada perusahaan tambang batubara. 

"Lain halnya dengan Indonesia, tercatat di 2021 sebanyak 6 bank nasional masih memberikan pinjaman ke perusahaan batubara yang terdaftar pada Global Coal Exit List (GCEL) 2020 dengan total pinjaman US$ 6,29 miliar," ujarnya. 

Baca Juga: Hingga September, Adaro (ADRO) catat kenaikan pendapatan usaha 31% yoy

Irwandy memaparkan, saat ini transisi energi juga semakin marak digaungkan di seluruh dunia untuk mencapai target net zero emission di 2060. Tren kebijakan energi yang telah disusun oleh pemerintah Indonesia terbagi atas beberapa strategi utama. 

Pertama, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara masif.

Kedua, tidak ada tambahan pembangkit PLTU bertenaga batubara yang baru kecuali yang telah berkontrak atau sedang konstruksi. Nantinya, pemensiunan PLTU ini akan secara bertahap sesuai dengan umur pembangkit. 

Baca Juga: Pemerintah diminta segera lakukan aksi nyata komitmen penanganan perubahan iklim

Ketiga, menggunakan pemanfaatan pump storage dan hydrogen fuel cell secara bertahap. Keempat, pengembangan interkoneksi transmisi dan penerapan smart grid. 

Irwady bilang, diproyeksikan akan terjadi penurunan permintaan batubara di 2050 disebabkan oleh pengetatan  peraturan lingkungan khususnya pembangkit listrik serta peningkatan penggunaan EBT sebagai sumber energi primer. Lantas, ke depannya, akan terjadi transisi penggunaan batubara sebagai sumber karbon baik untuk bahan baku kimia dan materi lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×