kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri Biodiesel Kembali Bangkit dari Keterpurukan


Rabu, 17 September 2008 / 22:21 WIB


Reporter: Havid Vebri,Hikmah Yanti | Editor: Test Test

JAKARTA. Produsen biodiesel  mulai bangkit lagi. Satu persatu pebisnis biodiesel yang sempat  nyaris bangkrut kembali berproduksi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, produsen biodiesel kembali bergairah mengolah minyak sawit karena harga biodiesel mulai mampu bersaing dengan harga solar. "Harga jual biodiesel mulai kompetitif. Tapi untuk perkembangan harga terakhir saya belum tahu, yang jelas produk mulai dilirik konsumen," kata Paulus, Rabu (17/9).

Paulus bilang, hinga saat ini sudah dua perusahaan yang berproduksi lagi. Sebelumnya, dua perusahaan ini sempat berhenti produksi. Tepatnya sekitar pertengahan tahun 2007. Kedua perusahaan kembali bangkit setelah mendapat pembeli dari luar negeri.  "Saat tutup mereka mengumpulkan modal, nah, pas harga biodiesel agak bagus mereka langsung produksi lagi," ucapnya.

Patut diketahui, kedua perusahaan itu sempat kolaps lantaran harga jual biodiesel lebih murah dibanding harga bahan baku minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). "Bukan hanya dua perusahaan yang saat itu berhenti produksi. Tapi ada lima perusahaan," jelas Paulus.

Berbeda dengan dua perusahaan yang sudah bangkit, tiga perusahaan ini masih belum berproduksi lagi. Menurut Paulus, dua perusahaan yang sudah produksi itu berada di Bekasi, Jawa Barat. Sayang, Paulus merahasiakan identitas kedua perusahaan itu.

Namun, sumber KONTAN membisikkan, satu di antara dua perusahaan itu adalah PT Sumi Asih. Produsen biodiesel ini sudah berhenti sejak Agustus 2007. Sumi Asih adalah produsen terbesar ketiga di Indonesia dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. Hingga berita ini diturunkan, Kontan belum berhasil menghubungi Presiden Direktur Sumi Asih Alexius Darmadi.

Semaraknya lagi industri ini tidak ditandai bangkitnya dua perusahan itu saja. Paulus  bilang, pada bulan Oktober ini akan ada satu perusahaan biodiesel baru yang akan mulai uji coba produksi. Lagi-lagi ia merahasiakan identitas perusahaan ini. "Yang jelas, kapasitas produksinya sekitar 350.000 ton," imbuhnya.

Menurut Paulus, industri ini akan lebih semarak bila kewajiban (mandatory) menggunakan bahan bakar nabati (BBN) resmi diterapkan. Ia memastikan, banyak bermunculan investor baru di sektor ini. "Hingga sekarang banyak yang masih melihat dan menunggu realisasi mendatory BBN itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×