kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Biodiesel tak khawatir harga CPO menguat


Jumat, 18 Maret 2016 / 12:51 WIB
Industri Biodiesel tak khawatir harga CPO menguat


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang mencapai US$ 650 per ton, berbanding lurus dengan penurunan harga minyak dunia tidak menghwatirkan para produsen biodiesel dalam negeri. Pasalnya dana yang terkumpul untuk subsidi biofuel masih cukup besar untuk mendukung produksi biodiesel.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengatakan, saat ini saja ada dana yang terkumpul sekitar Rp 10 triliun dan diperkirakan akan terus bertambah besar pada tahun 2016 ini.

"Kalau harga CPO mencapai US$ 650 per ton, itu tidak terlalu mengkhawatirkan, karena masih cukup dana subsidinya," ujar Tumanggor kepada KONTAN, Jumat (18/3).

Tumanggor menjelaskan, industri biofuel hanya mendapatkan uang untuk mengolah biofuel sesuai dengan permintaan pemerintah. Ia mengambil contoh pada tahun 2016, pemerintah mengoerder B20 sebesar 3 juta ton, dan industri siap melakukannya.

Namun, bila orderan berkurang, misalkan, menjadi 2,5 juta ton, industri siap menjalankannya. "Itu memang risiko bisnis saja," terangnya.

Ia mengakui, industri kelapa sawit tidak terlalu gembira kalau harga CPO terus meningkat. Pasalnya, bisa menganggu kestabilan bisnis CPO dan berpotensi mengurangi produksi biodiesel dalam negeri. Kendati begitu, Tumanggor bilang, bisa saja harga CPO naik, diiringi juga dengan kenaikan harga solar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×