Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Melemahnya harga komoditas sektor perkebunan membuat minat investasi biofuel tidak menarik. Sementara pengusaha biofuel mulai pesimis menapak tahun 2015. Sebab sebagian pengusaha telah menanggung rugi dengan jatuhnya harga komoditas.
Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobdi) menyebut telah menanggung kerugian selama sebulan ini. Total kerugian yang dicatat mencapai Rp 4 miliar setiap harinya. Penyebabnya harga biofuels yang saat ini lebih mahal dari yang dijual Pertamina.
Paulus Tjakrawan, Ketua Harian Aprobdi mencontohkan, perusahaannya saja, PT Indo Biofuels Enery telah menghentikan secara sementara produksi biofuels. Kondisi ini pun telah diikuti beberapa perusahaan lain.
Penyebabnya karena harga crude palm oil atau CPO yang tidak bergerak ditambah harga minyak dunia yang jatuh. Walhasil, harga mid oil plats atau mops juga turun.
Kondisi ini kata Paulus, seharusnya segera ditangani dengan adanya harga indeks baru yang tidak mengaitkan harga biodiesel dengan mops.
“Minat untuk berinvestasi pada biofuels juga makin ragu. Padahal pemerintah lagi gencar untuk energi terbarukan. Perusahaan masih menunggu untuk harga lebih baik,” papar Paulus pada Selasa (6/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News